Riuh Pacu Jawi di Tanah Datar

Riuh Pacu Jawi di Tanah Datar

Lumpur berhamburan ke wajah dan tubuh joki secepat sepasang sapi berlari kencang menuju finish. (Foto: Febrianti/JurnalisTrael.com)

PENILAIAN BERFILOSOFI

Pacu jawi diikuti jawi secara berpasangan yang dikendalikan oleh seorang anak joki yang berpegangan pada tangkai bajak. Anak joki dengan tidak memakai alas kaki ikut berlari bersama jawinya di dalam sawah yang penuh lumpur dan air.

Acara pacu jawi yang eksotis menarik fotografer dari berbagai negara untuk mengabadikannya. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Acara pacu jawi yang eksotis menarik fotografer dari berbagai negara untuk mengabadikannya. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Acaranya berlangsung mulai pukul sepuluh pagi hingga pukul lima sore. Pada waktu perlombaan berlangsung kadangkala juga terjadi transaksi jual beli jawi oleh para pedagang dan pemilik jawi. Biasanya jawi yang sering ikut pacu jawi dan bagus tampilannya akan naik harganya hingga dua kali lipat. Jawi pemenang itu akan menjadi kebanggaan bagi pemiliknya dan diincar oleh banyak orang. Itupun menjadi lambang prestis.

“Untuk penilaian jawi terbaik yang menilai adalah penonton, tidak ada pemenang, hanya akan diketahui bersama sapi-sapi terbaik , jawi terbaik adalah jawi yang dapat berjalan lurus tidak miring dan tidak melenceng ke mana-mana, dan dapat menuntun temannya berjalan lurus agar tak  melenceng dan masuk ke sawah yang lain, jadi yang dinilai bukan hanya kencang larinya dan bukan bentuk struktur tubuhnya saja, tapi juga bisa memimpin temannya,” kata Khairul.

Teknis penilaian inipun penuh filosofi  adat.

Sapi terbaik akan tetap lurus menuju finish. (Foto: Febrianti/ JurnalisTravel.com)

Sapi terbaik akan tetap lurus menuju finish. (Foto: Febrianti/ JurnalisTravel.com)

“Filosofinya jawi yang bisa berjalan lurus dan memimpin, itulah yang bisa menjadi pemimpin, begitu juga pada manusia, kalau memilih pemimpin harus orang yang berjalan lurus dan bisa meluruskan orang yang dia pimpin,” katanya.

Zaman dulu acara Pacu Jawi hanya diadakan dua kali setahun, karena padi yang ditanam juga waktu panennya lama. Namun kini karena waktu panen padi lebih singkat, jadwal Pacu Jawi  lebih sering.

“Kalau sekarang Pacu Jawi hampir ada di setiap bulan, kecuali bulan puasa, karena sekarang banyak sekali peminatnya, pemerintah juga ikut membantu, saya rasa tradisi Pacu Jawi ini tidak mungkin hilang, karena pacu jawi sudah go internasional, tiap ada acara pacu jawi, pasti selalu ada turus asing,” kata Khairul.

Kepala Seksi Pariwisata Kabupaten Tanah Datar, Efrison membenarkan Pacu Jawi makin menggairahkan dunia pariwisata di Tanah Datar.

“Saya pernah membawa tiga tamu dari Australia menonton Pacu Jawi pada 17 Agustus di Turawan, mereka katakan akan membawa rombongan yang lebih banyak, setelah menyaksikan Pacu Jawi, ini buktinya Pacu Jawi sudah Go Internasional, karena selalu ada turis asing yang dibawa Travel Agen ke lokasi Pacu Jawi,” kata Efrison.

Juni 2013, Kabupaten Tanah Datar sudah menetapkan Pacu Jawi dan Istano Basa Pagaruyung menjadi ikon wisata di Tanah Datar.

Hampir setiap bulan, kecuali bulan Ramadan acara Pacu Jawi selalu digelar. Untuk memastikan tempat, Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar juga menyedian informasi kalender pacu jawi di website www.pacujawi.com. (Febrianti/ JurnalisTravel.com)

Tulisan ini dibuat dan berdasarkan liputan 2013, diperbarui November 2016.

Tulisan dan foto-foto ini adalah hak milik JurnalisTravel.com dan dilarang mengambil atau menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak di media lain tanpa izin. Jika Anda berminat pada tulisan dan foto bisa menghubungi redaksi@jurnalistravel.com untuk keterangan lebih lanjut. Kami sangat berterima kasih jika Anda menyukai tulisan dan foto untuk diketahui orang lain dengan menyebarkan tautan (link) ke situs ini. Kutipan paling banyak dua paragraf untuk pengantar tautan kami perbolehkan. (REDAKSI)

Halaman:

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Singkarak
Nagari Sumpu Jadikan “Manjalo Ikan Bilih” Sebagai Atraksi Wisata
Tempoyak Jambi
Pesona Tempoyak di Sungai Telang, Jambi
gusmen heriadi
Pameran Tunggal 25 Tahun Perjalanan Seniman Gusmen Heriadi
Mentawai
Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai
sinyal ponsel
Tanpa Sinyal di Lembah Tilir
lukisan
Pameran Tunggal Syam Terrajana di Yogyakarta