Pameran Tunggal Syam Terrajana di Yogyakarta

lukisan

Syam Terrajana dan salah satu lukisannya.

lukisan

Karya instalasi Syam terrajana berjudul “Pada Ruang yang Bercerita”.

PERUPA Syam Terrajana memajang belasan karya lukisnya pada pameran tunggal berjudul “Pada Ruang yang Bercerita” di Ruang Dalam Art House, Jalan Kebayan Gang Sawo. No. 55, Jeblog, Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta pada 5-15 Maret 2021.

Syam adalah manusia multitalenta yang lama menetap di Gorontalo sebelum hijrah ke Yogyakarta. Ia seorang jurnalis, penulis sastra, pemain teater, dan pelukis. Sebagai jurnalis ia pernah bekerja sebagai reporter di LKBN Antara, kemudian The Jakarta Post, dan kini editor di Jubi.co.id. Ia juga aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan pernah menjadi ketua AJI Kota Gorontalo.

Sebagai penulis sastra, puisi-puisinya pernah dimuat di sejumlah media. Ia juga pernah aktif di sanggar teater dan sebagai pelukis ia telah mengikuti berbagai pameran yang puncaknya pada pameran tunggal ini.

Keempat talenta Syam tersebut dihadirkan dalam pameran tunggalnya ini. Sebuah mesin tik siap untuk digunakan sewaktu-waktu di atas meja yang menempel ke dinding dengan kursi dan sebuah asbak.

Pada dua sisi dinding itu berjejer 85 lukisan kecil 15 X 15 cm dalam bingkai putih. Itu adalah karya instalasi berjudul “Pada Ruang yang Bercerita”. Karya tersebut semacam “headline” atau kepala berita pada surat kabar.

Karya lain adalah 17 lukisan di atas kanvas yang uniknya dilengkapi dengan sebait dua bait puisi. Syam tak hanya menghadirkan rupa, tetapi dilengkapi dengan kata untuk mengekspresikan dirinya.

lukisan

Syam Terrajana dan salah satu lukisannya.

Satu karya lain adalah video art berjudul sama, “Pada Ruang yang Bercerita” yang menghadirkan Syam sebagai tokoh di ruangan dengan mesin tik, meja, kursi, rokok, asbak, dan ketikan.

Kurator Sudjud Dartanto dalam pengantar katalog menyebutkan tiap lukisan Syam adalah sebuah rangkaian cerita. Itu dibuktikan dengan cara Syam memberi judul ‘adegan’ secara berseri.

“Namun saya kira, bila kita hendak menikmatinya dalam satu kisah juga tak jadi soal, satu lukisannya bisa menjadi kisah independen, ibarat buku yang berisi deskripsi kumpulan esai,” kata editor ArsKala Art Script itu.

Penulis Bandung Mawardi menjelaskan, pada lukisan-lukisan Syam terlihat sekian tokoh dalam ruang tak terlalu terjelaskan sedang dalam peristiwa yang menampilkan adegan-adegan beragam.

Penampilan sekian lelaki berjas dengan siasat tutup kepala berbeda, kegagahan dan kewibawaan terbentuk dalam pakaian. Tapi teragukan bila salah mengartikan saat melihat tutup kepalanya.

“Sajian-sajian Syam Terrajana mengesankan peggunaan atau pengabsenan tutup kepala menguak waktu-waktu dan pilihan tempat untuk peristiwa yang dilakoni dengan orang lain,” tulisnya pada pengantar katalog. (sbj/JurnalisTravel.com)

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Banjir
Banjir Lebih Sebulan Melanda Dataran Tinggi Kerinci
krisis air
Krisis Air di Empat Pulau Mentawai, Kenapa Bisa Terjadi?
Nelayan Sinakak Mentawai Tak Lagi Melaut di Bulan Juni
Nelayan Sinakak Mentawai Tak Lagi Melaut di Bulan Juni
Terancam Punah, Unand-Swara Owa Survei 6 Primata Endemik Mentawai
Terancam Punah, Unand-Swara Owa Survei 6 Primata Endemik Mentawai
Hutan Nagari
Hutan Adat Nagari Ampalu Masih Menunggu Perda Kabupaten
Kisah Kopi Londo di Nagari Sirukam
Kisah Kopi Londo di Nagari Sirukam