Air Terjun Lubuak Bulan, Air Terjun Unik yang Ditelan Bumi

Air Terjun Lubuak Bulan

Air yang jatuh seakan ditelan bumi. (Foto: Dok Roma)

Oleh: Roma

Nagari Simpang Kapuak memiliki luas hutan 4.612.55 hektare. Hampir 80 persen hutan dijadikan ladang gambir sebagai mata pencarian masyarakat.

Suasana yang masih asri, udara sejuk, dan bukit yang hijau masih betah menghiasinya. Di dalam hutan banyak menyimpan keelokan alam yang berpotensi menjadi objek wisata dengan kecantikan dan keunikan yang dimilikinya.

Salah satunya adalah Air Terjun Lubuak Bulan yang berada di Jorong Koto Tinggi Kubang Balambak, Kenagarian Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Akses menuju ke sana memang butuh perjuangan, tapi bagi kamu  yang suka adventure, Lubuak Bulan wajib kamu kunjungi.

Air Terjun Lubuak Bulan

Suasana pengunjung yang lagi menikmati keindahan Air Terjun Lubuak Bulan di Jorong Koto Tinggi Kubang Balambak, Kabupaten Limapuluh Kota. (Foto: Dok. Roma)

Lara Gutia, 23 tahun, perempuan Jorong Koto Tinggi Kubang Balambak mengatakan ada alasannya kenapa air terjun setinggi 30 meter itu dinamakan “Air Terjun Lubuak Bulan”. Lubuak artinya kolam, sedangkan bulan diambil dari kolam tempat jatuhnya air yang bentuknya menyerupai bulan.

“Airnya jatuh lurus ke bawah dengan derasnya seakan-akan terlihat seperti selendang putih yang dikibaskan oleh angin,” kata Lara, Minggu, 18 September 2022

Lara menceritakan keunikan Air Terjun Lubuak Bulan yang berbeda dari air terjun lainnya. Air terjun ini sama sekali tidak memiliki aliran ke sebuah sungai. Air yang jatuh ke lubuknya langsung menghilang bagaikan ditelan bumi.

“Belum tahu pasti ke mana air terjun itu mengalir karena belum ada penelitian langsung,” ujarnya.

Di sekitar air terjun terdapat kombinasi pemandangan hutan, gua, dan air terjun yang hilang menjadi nilai cerita suatu foto. Di lokasi air terjun pengunjung juga bisa berkemah atau camping di goa kecil yang berada dekat air terjun.

Posisi mulut goa ini membentuk setengah lingkaran di balik air terjun. Beberapa komunitas pecinta alam kerap berkemah di lokasi ini. Tapi untuk menikmati air terjun kita hanya bisa menikmati percikan air terjun dan dilarang berenang karena kekhawatiran akan terbawa ke dalam aliran sungai ke bawah tanah.

Meski memiliki keunikan air terjun ini tidak dikelola sebagai objek wisata dan seakan terlupakan. Fajar, 23 tahun, pemuda Jorong Koto Tinggi Kubang Balambak mengatakan air terjun tersebut memang tidak pernah dikelola.

“Kalau ada pengujung hanya minta izin ke masyarakat setempat, di rumah masyarakat pengunjung juga bisa menitipkan motor dan melanjutkan perjalanan menuju air terjun dengan berjalan kaki melewati ladang gambir milik masyarakat,” katanya Minggu, 18 September 2022.

Sebenarnya, kata Fajar, pada 2018 pemuda jorong mulai mengelola secara sederhana air terjun tersebut, karena sudah ada wisatawan macan negara dan wisatawan lokal dari berbagai daerah yang datang. Mereka datang karena penasaran dengan keunikan air terjun tersebut.

Air Terjun Lubuak Bulan

Air yang jatuh seakan ditelan bumi. (Foto: Dok Roma)

Masuk ke lokasi tidak dipungut bayaran alias gratis. Namun para pemuda jorong menyediakan jasa penitipkan sepeda motor Rp5 ribu. Jika ingin pemandu lokal mereka juga menyediakan dengan membayar Rp25 ribu hingga Rp50 ribu. “Itu pun bisa dinegosiasi,” ujarnya.

Sejak awal 2022 lokasi Air Terjun Lubuak Bulan terimbas pandemi Covid-19. Pengunjung sepi karena pemerintah melarang masyarakat melakukan kegiatan berkerumun dan harus menjaga jarak, termasuk di luar ruangan.

Sejak itu itu hingga kini para pemuda jorong belum memulai mengelolanya. Namun bagi pengunjung yang ingin mendatangi Air Terjun Lubuak Bulan, kata Fajar, bisa meminta izin langsung ke masyarakat setempat.

Nah, jika kamu pergi ke lokasi, Fajar menunjukkan jalurnya. Dari Kota Payakumbuh ke arah Simpang Kapuak menghabiskan waktu sekitar dua jam. Sampai di Jorong Tampuak Pinang, Nagari Simpang Kapuak kamu harus melakukan perjalanan dengan medan yang sangat berat, berupa trek pendakian bukit yang merupakan jalan kecil yang hanya bisa dilalui oleh sepeda motor.

Dengan menggunakan sepeda motor, kamu tidak bisa langsung sampai ke lokasi. Jalan motor berakhir di perkampungan Jorong Koto Tinggi Kubang Balambak. Perjalanan ini membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam.

Dari sana hingga ke lokasi air terjun kamu harus berjalan kaki kurang lebih 17 km. Medan jalannya cukup ekstrem dengan menyusuri ladang gambir milik masyarakat. Lalu dilanjutkan masuk ke dalam hutan barulah sampai ke Air Terjun Lubuak Bulan. (*)

(Roma dari Jorong Dusun Nan Duo, Simpang Kapuak, Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota adalah peserta Pelatihan Jurnalisme Warga “Muda Melangkah” WRI Indonesia di Bukittinggi pada akhir Agustus 2022).

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Banjir
Banjir Lebih Sebulan Melanda Dataran Tinggi Kerinci
krisis air
Krisis Air di Empat Pulau Mentawai, Kenapa Bisa Terjadi?
Nelayan Sinakak Mentawai Tak Lagi Melaut di Bulan Juni
Nelayan Sinakak Mentawai Tak Lagi Melaut di Bulan Juni
KKI Warsi Latih 20 Pemuda Nagari Menjadi Jurnalis Warga
KKI Warsi Latih 20 Pemuda Nagari Menjadi Jurnalis Warga
Terancam Punah, Unand-Swara Owa Survei 6 Primata Endemik Mentawai
Terancam Punah, Unand-Swara Owa Survei 6 Primata Endemik Mentawai
sampah
Terkendala Lahan, Warga Buang Sampah di Pinggir Jalan Lintas Nasional