Deretan Rumah Gadang Tua di Padang Ranah

Deretan Rumah Gadang Tua di Padang Ranah

Salah satu model rumah adat. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

KEHIDUPAN MATRILINI

Di rumah gadang-rumah gadang inilah dilangsungkan berbagai ritual adat Nagari Sijunjung. Sedangkan untuk pemukiman hanya boleh didirikan di belakang rumah gadang atau di jorong lain di Nagari Sijunjung. Aturan itu ditaati hingga saat ini.

Sebagai penganut garis matrilinial, perempuan adalah pemilik rumah. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Sebagai penganut garis matrilinial, perempuan adalah pemilik rumah. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Yang berhak tinggal di rumah gadang adalah perempuan yang dari garis ibu dan dipilih berdasarkan kesepakatan kaum adat di klannya. Sawah dan ladang dari pusaka tinggi juga dikelola oleh perempuan yang menempati rumah gadang.

“Sebuah rumah gadang seperti rumah kelahiran saya yang berhak itu sekarang ada 500 orang dari keturunan saparuik (satu perut) dari nenek moyang kami dulu dari suku Panai, jadi bukan hanya beberapa keluarga,” kata Zulfa Hendri, kepala Jorong Padang Ranah.

Adat matrilineal juga masih terus dijalankan turun-temurun di Padang Ranah dan Tanah Bato. Pesta adat yang besar-besaran juga kerap digelar diantaranya Batagak Gala, atau pengangkatan datuk yang baru. Pesta ini dilaksanakan seluruh anak nagari Sijunjung dengan ritual yang dilakukan berhari-hari. Dengan makanan yang melimpah, tujuh kancah (kuali besar) gulai dan rendang dibuat untuk pesta ini. Acara kesenian tradisional ditampilkan setiap hari.

Rumah di Padang Ranah sudah diregister untuk pelestarian. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Rumah di Padang Ranah sudah diregister untuk pelestarian. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Selain itu juga ada acara Bakaua Adat setahun sekali setelah panen padi sebagai acara syukuran.

Seluruh orang terlibat, kampung dibersihkan, jalan diberi gaba-gaba (gerbang), dan sepanjang jalan dihias marawa (bendera minang berwarna hitam, merah, kuning).

Pada acara yang digelar selalu pada hari Senin para bundo kandung di rumah gadang akan membawa jamba dari rumahnya menjunjung jamba sejauh dua kilometer ke Tobek, balai adat yang terletak di pinggir kampung di ketinggian. Arakan itu diiringi ninik mamak yang berpakaian kebesaran dan diiringi anak muda dengan pakaian silat yang membunyikan talempong dan tambur.

Sebelumnya seekor kerbau dibantai dan dagingnya dibagi secara merata untuk setiap suku. Oleh ninik mamak dibagikan kepada cucu kemenakan setiap rumah terutama untuk masing-masing rumah gadang. Daging inilah yang dimasak untuk mengisi dulang yang akan dijunjung ke Tobek.

Perempuan dihias sunting menjelang mengikuti acara adat, pemandangan biasa di rumah-rumah Padang Ranah. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Perempuan dihias sunting menjelang mengikuti acara adat, pemandangan biasa di rumah-rumah Padang Ranah. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

“Untuk sekarang belum dilakukan, karena sampai kini kami belum mulai menanam padi karena kekeringan, tidak ada hujan, padahal di sini sawahnya tadah hujan, jadi kemungkinan acara bakaul ini bergeser ke tahun depan,” kata Ramadanita, 37 tahun, pewaris rumah gadang suku Panai di Padang Ranah.

Adat juga menurutnya sangat kuat. Untuk pesta pernikahan harus sesuai dengan adat, tidak boleh menggelar orgen tunggal dan hanya boleh kesenian tradisi seperti randai. Sedangkan makanan pesta juga tidak boleh katering, harus dibuat bersama-sama di rumah gadang.

“Di sini upacara adat sangat banyak, di antaranya untuk acara meminang atau basiriah batando, siapapun keturunan rumah gadang ini harus melakukan acara ini di rumah gadang, walaupun mereka tinggal di tempat lain, perempuan tetap dipinang di rumah gadang,” katanya.

Kegiatan tradisional masih berlangsung di rumah Padang Ranah seperti menyimpan padi hasil panen di lantai yang dijadikan tempat tidur di atasnya. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Kegiatan tradisional masih berlangsung di rumah Padang Ranah seperti menyimpan padi hasil panen di lantai yang dijadikan tempat tidur di atasnya. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Halaman:

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa
Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak
Seperti Apa Rumah Kelahiran Tan Malaka?
Seperti Apa Rumah Kelahiran Tan Malaka?
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Menelusuri Keunikan Kota Tambang Sawahlunto
Menelusuri Keunikan Kota Tambang Sawahlunto