Selasa, April 13, 2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
No Result
LIhat Semua Hasil
Home Wisata
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat

Sisa dermaga Pulau Cingkuak di Painan, Pesisir Selatan yang dibuat VOC pertengahan abad ke-17 sebelum menguasai Padang. (Foto: JP/Syofiardi Bachyul Jb)

Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat

Syofiardi Bachyul Jb
4 Januari 2017
A A
Bekas genteng zaman Kolonial Belanda yang berserakan di Pulau Pisang Gadang. Diduga bekas gedung-gedung yang kini tak berbekas lagi. (Foto: Courtesy Sea Turtle Information of Indonesia/Setia)

PULAU itu kecil kelilingnya hanya 2 km, tapi sangat penting di era Kolonial Belanda. Itulah Pulau Pisang Gadang yang terletak 1,7 km dari Pantai Air Manis, lokasi yang terkenal dengan objek wisata “Batu Malin Kundang”, si anak durhaka di Kota Padang, Sumatera Barat.

Pulau Pisang Gadang sangat penting karena dijadikan pelabuhan tak lama setelah VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie in Dutch) menguasai Kota Padang pada abad ke-17.

Pulau Pisang Gadang di balik Pulau Pisang Ketek dipotret dari pantai Air Manis, Padang. (Foto: Courtesy BPCB Batusangkar)

VOC memulai pertahanan maritim di pantai Barat pulau Sumatera dengan membuat benteng yang sekaligus kantor dagang di Pulau Cingkuak, Kabupaten Pesisir Selatan pada 1663. Benteng ini dibuat untuk menghadapi dan mengusir orang-orang Aceh yang sedang berkuasa di pantai barat dan ancaman Inggris dari Bengkulu.

Dari Pulau Cingkuak, VOC merebut Padang tiga tahun kemudian. Setelah memastikan kedudukannya kuat, VOC membangun benteng dan kamar dagang di Muaro Padang, kemudian pelabuhan untuk monopoli perdagangan rempah.

Peta Pulau Pisang dengan Pelabuhan (Reede) era Kolonial Belanda. (Sumber: Gusti Asnan)

Tapi Muara Padang tidak representatif untuk pelabuhan. Muara sungai Batang Arau di samping Gunung Padang itu, berbahaya dilewati kapal besar karena terlalu dangkal, bermulut sempit, dan berombak besar. Akhirnya VOC membangun pelabuhan perantara yang disebut Reede di Pulau Pisang Gadang yang berjarak 3,2 km dari Muara Padang.

Kapal-kapal besar berlabuh di timur pulau ini dan muatannya diangkut dengan kapal kecil ke Muara Padang. Sebaliknya, muatan dari Padang akan diangkut ke pulau ini terlebih dulu untuk dimuat ke kapal besar.

Halaman 1 dari 5
12...5Selanjutnya
Tags: heritagepelabuhan
BagikanTweetKirim

Baca Juga

Rantau Malam

Suasana Perkampungan Hulu Serawai

14 Januari 2021
borneo

Tapak Tilas Molengraaff di Borneo

10 Desember 2020
karst

Bertandang ke Ujung Karst

18 November 2020
Luwuk 18 Jam

Luwuk 18 Jam

2 Oktober 2020
Berita Selanjutnya
Surfing di Mentawai Bayar Rp1 Juta per Orang

Surfing di Mentawai Bayar Rp1 Juta per Orang

Discussion about this post

TRENDING

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia
Wisata

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia

Febrianti
3 Agustus 2019

porang

Ramai-Ramai Menanam Porang di Manggarai Timur

28 Maret 2021
Danau Unik Ini Airnya Bisa Menghilang, Kenapa?

Danau Unik Ini Airnya Bisa Menghilang, Kenapa?

30 Desember 2016
Menguak Hubungan Bukit Siguntang dengan Sriwijaya

Menguak Hubungan Bukit Siguntang dengan Sriwijaya

4 Januari 2017
porang

Magang di Jepang 9 Bulan Berkat Menanam Porang

16 Januari 2021

TERBARU

salak bali
Lingkungan

Menyulap Salak Menjadi Cuka dan Kopi di Agro Abian Salak

Jurnalistravel
31 Maret 2021

porang

Ramai-Ramai Menanam Porang di Manggarai Timur

28 Maret 2021
sinyal ponsel

Tanpa Sinyal di Lembah Tilir

20 Maret 2021
lukisan

Pameran Tunggal Syam Terrajana di Yogyakarta

14 Maret 2021
marie thomas

Kisah Lengkap Marie E Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Meninggal di Bukittinggi

22 Februari 2021
Jurnalis Travel

Ikuti Kami di Media Sosial

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan

ㅤ

  • Berita
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video

© Hak cipta Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy & Policy
  • Indeks
No Result
LIhat Semua Hasil
  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

© 2021 Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.