Senin, Juni 27, 2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
No Result
LIhat Semua Hasil
Home Sejarah
Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa

Kompleks Candi Padang Roco di Dharmasraya. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa

Syofiardi Bachyul Jb
11 September 2017
A A
Kompleks Candi Padang Roco di Dharmasraya. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

TAK BANYAK orang yang tahu dengan Kerajaan Dharmasraya, seperti juga bekas kerajaan itu sekarang.

Arca Bhairawa yang ditemukan di Padang Roco, Dharmasraya yang sekarang menjadikoleksi arca terbesar di Museum Nasional, Jakarta. (Foto: Wikipedia)

Tapi ketika orang diingatkan tentang Arca Bhairawa, Arca Amoghapasa, dan Ekspedisi Pamalayu yang terjadi pada 1294, orang tentu akan cepat ingat, karena menjadi tonggak sejarah masa lampau Nusantara yang dipelajari di sekolah menengah.

Arca Bhairawa terkenal karena arca paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

Arca setinggi 4,41 meter dan berat 4 ton itu tak hanya terkenal karena paling besar, tapi juga sosok patung berwajah bengis dengan pisau dan mangkok di tangan, menginjak tubuh dan tengkorak manusia. Kini arca yang disebut penggambaran sosok Raja Adityawarman itu tersimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Arca Amoghapasa juga kini tersimpan di Museum Nasional. Arca setinggi 163 cm ini menggambarkan seorang perempuan perwujudan Lokeswara.

Arca ini terkenal karena alasnya dibubuhi pahatan tulisan penting yang menyebutkan arca ini dikirim  Kartanegara, Raja Singasari di Jawa pada tahun 1292 sebagai tanda persahabatan kepada raja Malayu Dharmasraya waktu itu, Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa.

Arca Amoghapasa yang sekarang tersimpan di Museum Nasional ditemukan dekat Candi Rambatan, Dharmasraya. (Foto: Wikipedia)

Arca ini dikirim melalui Ekspedisi Pamalayu yang dipimpin empat pejabat Singasari, seorang di antaranya Rakryan Adwyabrahma yang merupakan ayah kandung Adityawarman dari ibu Dara Jingga, seorang putri Malayu yang dikirim bersama Dara Petak ketika rombongan Pamalayu kembali ke Singasari pada 1294.

Dara Petak sendiri menjadi permaisuri Raden Wijaya, Raja Majapahit pertama setelah Singasari hancur. Ia kemudian bergelar Indraswari.

Lokasi bekas pusat Kerajaan Dharmasraya yang terkenal itu di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatra Barat. Sitiung terletak 233 km di bagian Timur dari Kota Padang, ibukota Sumatera Barat. Daerah ini berbatasan dengan Provinsi Jambi.

Lokasi kerajaan ini di pinggir Sungai Batanghari yang lebar dan dalam dengan air yang coklat. Ini termasuk hulu Batanghari yang meliuk sekitar 600 km menuju muara Kota Jambi di Timur Sumatera.

Halaman 1 dari 2
12Selanjutnya
Tags: dharmasrayaheritage
BagikanTweetKirim

Baca Juga

marie thomas

Kisah Lengkap Marie E Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Meninggal di Bukittinggi

22 Februari 2021

Mengangkat Kemegahan Dharmasraya

24 Desember 2019
Struktur Rumah Adat Manggarai Flores Mirip Rumah Gadang Minangkabau

Struktur Rumah Adat Manggarai Flores Mirip Rumah Gadang Minangkabau

20 November 2018
Menapaki Jejak Minangkabau di Flores

Menapaki Jejak Minangkabau di Flores

14 Februari 2018
Berita Selanjutnya
Tradisi yang Menyelamatkan Benda Pusaka Kerinci

Tradisi yang Menyelamatkan Benda Pusaka Kerinci

TRENDING

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia
Wisata

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia

Febrianti
3 Agustus 2019

kajang

Kalomba, Menghilangkan Sial pada Anak di Suku Kajang

22 Februari 2021
Menguak Hubungan Bukit Siguntang dengan Sriwijaya

Menguak Hubungan Bukit Siguntang dengan Sriwijaya

4 Januari 2017
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak

Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak

4 Januari 2017
sawah art space

Slamet Diharjo Gunakan Sawahnya untuk Menyelamatkan Seni Tradisi

22 Februari 2021

TERBARU

Kelinci sumatera
Lingkungan

Kelinci sumatera yang Dianggap Hampir Punah Terlihat di Kerinci

Febrianti
3 Juni 2022

gusmen heriadi

Pameran Tunggal 25 Tahun Perjalanan Seniman Gusmen Heriadi

4 November 2021
Mentawai

Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai

17 November 2021
Siberut

Perubahan Iklim dan Kerusakan Hutan Menyebabkan Krisis Air di Siberut

4 September 2021
Sungai Buluh

Perhutanan Sosial Sungai Buluh, Layu Sebelum Berkembang

19 Juli 2021
Jurnalis Travel

Ikuti Kami di Media Sosial

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan

ㅤ

  • Berita
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video

© Hak cipta Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy & Policy
  • Indeks
No Result
LIhat Semua Hasil
  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

© 2021 Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.