Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak

Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak

Pantai Cingkuak, terutama di teluk yang tenang dengan pasir putih sangat menggiurkan wisatawan untuk menikmatinya. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

SURGA BAHARI

Kini pulau kecil yang legendaris itu dapat Anda nikmati karena telah menjadi lokasi wisata populer di Kabupaten Pesisir Selatan. Jaraknya hanya 60 km dari Kota Padang dengan naik kendaraan ke Painan. Lalu dari Pantai Carocok naik perahu mesin khusus yang selalu tersedia.

Pengunjung senang mandi di pantai Pulau Cingkuak yang jernih. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Pengunjung senang mandi di pantai Pulau Cingkuak yang bening. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Dengan membeli tiket murah pergi-pulang  dengan tariff berbeda untuk dewasa dan anak-anak, hanya butuh 5 menit ke pulau itu. Jika bersedia bayar lebih, Anda akan dibawa mengelilingi pulau sebelum mendarat. Ini adalah pilihan terbaik.

Wisata bahari telah dikemas cukup memadai di Pulau Cingkuak. Daya tarik teluk yang jernih dengan pasir yang putih telah didukung berbagai layanan. Ditambah lokasinya yang sangat dekat dari daratan.

Anda bisa mandi di teluk yang jernih dan tenang sambil snorkling. Juga bisa juga naik jet sky, flaying fox, dan banana boat yang disewakan di pulau itu. Ingin memancing, pantai bagian barat lokasi yang sering digunakan. Tentu saja, puncak bukitnya tempat favorit menikmati sunset. Ingin bermalam minggu, warung di sana juga menyediakan tenda untuk disewa.

Pengunjung bisa menyewa berbagai fasilitas, termasuk jetsky. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Pengunjung bisa menyewa berbagai fasilitas, termasuk jet sky. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Hanya saja dukungan fasilitas sejarahnya minim. Satu-satunya papan informasi adalah sebuah plang nama "Situs Benteng Portugis Pulau Cingkuak" yang menyatakan bangunan di sana situs benda cagar budaya yang dilindungi undang-undang. Pengunjung selalu bertanya-tanya ketika membaca prasasti Madame Van Kempen, apakah bahasanya Belanda, Perancis, atau Portugis. Dan apakah gerangan informasinya.

Pengunjung juga kerap menduga untuk apa Portugis membangun benteng itu dan kapan. Juga tak ada informasi yang menyebutkan benteng itu berabad-abad dimiliki VOC atau Kolonial Belanda.

Saya membayangkan sebuah gedung infobox berdiri di Pantai Carocok. Mirip dengan gedung infobox Lubang Tambang Mbah Soero di Sawahlunto. Di sini pengunjung bisa mendapatkan deskripsi benda-benda cagar budaya Pulau Cingkuak, Salido, dan daerah lain di Pesisir Selatan masa lalu.

Keindahan pantai yang mengagumkan. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Keindahan pantai yang mengagumkan. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Di infobox tersedia maket Pulau Cingkuak berdasarkan peta zaman kolonial dan benda-benda tinggalan zaman kolonial. Ada studio yang memutarkan film dokumenter sejarah Cingkuak dan Pesisir Selatan. Juga sebuah patung miniatur kapal VOC di depan gedung. Jika kita memotret patung kapal dengan latar belakang Pulau Cingkuak, pasti akan menjadi kenangan menggetarkan, sekaligus objek promosi yang efektif.

Apalagi ditambah dengan desain kapal penyeberang ke Pulau Cingkuak mirip sekoci era VOC. Juga tak kalah penting, tersedia petugas pemandu di Pulau Cingkuak yang siap menjelaskan semua informasi yang ingin diketahui pengunjung.

Tapi pembuatan infobox mesti diawali dengan studi yang melibatkan ahli sejarah dan ahli arkeologi yang tepat. Jika tidak melalui studi yang memadai alias diawali dengan kerja asal jadi, hasilnya juga akan menjadi perdebatan dan menyesatkan. Ini sebuah pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah setempat.

Pengunjung menikmati fasilitas wisata Pulau Cingkuak. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Pengunjung menikmati fasilitas wisata Pulau Cingkuak. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

Pulau Cingkuak sangat berpotensi menjadi ikon peninggalan kolonial di pantai barat Sumatera Barat. Ia juga bisa menjadi ikon dan pintu gerbang pariwisata Pesisir Selatan.

Potensinya sangat jauh melebihi wisata baharinya. Di sinilah tempat memori pengunjung dilemparkan ke masa lalu, membayangkan kapal-kapal VOC, mungkin Portugis, dan Inggris membuang jangkar. Membayangkan bangsa Eropa adu senjata memperebutkan sebuah pulau yang sangat kecil.

Cingkuak, sebuah pulau kecil yang sarat sejarah. Sebagian belum tergali. (Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Tulisan ini liputan dan penulisan November 2013, diperbarui Desember 2016

CATATAN: Tulisan dan foto-foto (berlogo) ini adalah milik JurnalisTravel.com. Dilarang menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak tanpa izin. Jika berminat bisa menghubungi redaksi@jurnalistravel.com. Terima kasih untuk anda bantu bagikan dengan tautan.(REDAKSI)

Halaman:

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa
Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat
Peninggalan Era Kolonial di Pulau-Pulau Kecil Sumatera Barat
Seperti Apa Rumah Kelahiran Tan Malaka?
Seperti Apa Rumah Kelahiran Tan Malaka?
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Deretan Rumah Gadang Tua di Padang Ranah
Deretan Rumah Gadang Tua di Padang Ranah
Menelusuri Keunikan Kota Tambang Sawahlunto
Menelusuri Keunikan Kota Tambang Sawahlunto