Benteng Fort Marlborough, Jejak Kolonisasi Inggris di Bengkulu

Benteng Fort Marlborough, Jejak Kolonisasi Inggris di Bengkulu

Benteng Marlborough dari atas gerbang pertama. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

BENTENG KURA-KURA

Fort Marlborough sekarang menyuguhkan panorama yang menakjubkan. Benteng segi empat dengan desain mirip kura-kura ini memiliki “empat kaki” seperti ujung busur panah, di atasnya terpasang meriam. Gerbang utama di Selatan terletak di bangunan segitiga sebagai “kepala kura-kura” yang untuk mencapai pintu besar dari kayu tebal mesti melewati sebuah jembatan di atas parit yang mengelilingi seluruh sisi benteng.

Jembatan itu berkerangka besi berlantai kayu sepanjang 12,8 meter lebar 3,2 meter. Di masa lalu jembatan ini bisa diangkat menggunakan rantai besi. Di balik bangunan segitiga ini, kita akan disambut sebuah jembatan lagi yang serupa untuk melewati parit menuju pintu gerbang berikutnya.

FOTO ILUSTRASI: Tugu Thomas Par tak jauh dari Fort Marlborough. Tugu didirikan untuk mengenai kematian Residen Thomas Parr bersama asisten pribadinya, Kapten Charles Murray, yang dibunuh rakyat Bengkulu pada 23 Desember 1807.

TUGU Thomas Par tak jauh dari Fort Marlborough. Tugu didirikan untuk mengenai kematian Residen Thomas Parr bersama asisten pribadinya, Kapten Charles Murray, yang dibunuh rakyat Bengkulu pada 23 Desember 1807. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Di balik gerbang itu terdapat ruangan-ruangan berpintu jeruji besi. Di sebelah kanan ruang jaga dan sel militer. Di sel ini terdapat jendela-jendela setengah lingkaran berjeruji besi dua lapis. Di salah satu ruangan masih terlihat bekas coretan iseng seseorang yang dipenjara dalam bahasa Belanda dan gambar sebuah kompas. Diduga itu adalah coretan orang Belanda yang dipenjara saat pendudukan Jepang. Di sebelah kanan terdapat barak pegawai EIC dan di sudut bagian dalam terdapat pintu ruang bawah tanah.

Di atas bangunan bagian depan benteng ini terhampar lantai bata merah persegi empat. Di tengahnya berderet celah ke bangunan di bawah. Celah ini dulu digunakan untuk menyalurkan senapan ke atas.

Di balik bagian depan benteng terhampar lapangan rumput dengan jalan besar lurus hingga ke deretan bangunan di bagian belakang. Jalan ini menuju gerbang di utara yang juga akan melewati jembatan di atas parit.

Di bagian kanan lapangan terdapat deretan ruangan berpintu terali besi. Salah satu tertulis “Ruang Interogasi Soekarno”. Presiden RI pertama Soekarno pernah diasingkan Belanda ke Bengkulu pada 1938 dan diinterogasi di sini ketika benteng ini dikuasai Belanda. Ruangan-ruangan lain memajang meriam-meriam berbagai ukuran dan belasan bekas pelurunya.

Bangunan bagian belakang adalah bangunan kantor EIC dengan delapan ruangan. Di sudut kiri terdapat gudang mesiu. Sedangkan di sisi Barat benteng tidak terdapat bangunan. Meriam berderet di lapangan menghadap ke pelabuhan.

Pengunjung yang ingin berwisata ke Fort Marlborough mesti membeli karcis masuk Rp2.500 (ini harga 2013). Tapi jangan kaget, ketika Anda seorang jurnalis mesti membayar tiket Rp150 ribu sesuai dengan peraturan daerah Provinsi Bengkulu sejak 2010. Peraturan tidak masuk akal yang sudah sering diprotes koran lokal. Penjaga mengalah ketika kami menolak masuk sebagai jurnalis dan memilih sebagai pengunjung biasa.

Halaman:

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Khasiat Air Sumur Rumah Bung Karno yang Dipercaya Orang
Khasiat Air Sumur Rumah Bung Karno yang Dipercaya Orang
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak
Melompat ke Masa Lalu di Pulau Cingkuak
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
Sepenggal Kisah Cinta Soekarno di Bengkulu
rumah pagadih
Nagari Pagadih dalam Kisah Perjuangan PDRI
marie thomas
Kisah Lengkap Marie E Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Meninggal di Bukittinggi
Mengangkat Kemegahan Dharmasraya
Mengangkat Kemegahan Dharmasraya