Kamis, Maret 4, 2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Contact Us
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
No Result
LIhat Semua Hasil
Home Jurnalis Warga
Tarian Kolosal di Perayaan Puncak Sail Selat Karimata

Tarian kolosal saat Perayaan Puncak Sail Selat Karimata, di Kayong Utara, Kalimantan Barat.(Foto: Evi Suryanti)

Tarian Kolosal di Perayaan Puncak Sail Selat Karimata

Jurnalistravel
18 Desember 2016
A A
Tarian kolosal saat Perayaan Puncak Sail Selat Karimata, di Kayong Utara, Kalimantan Barat.(Foto: Evi Suryanti)

Oleh: Evi Suryanti

Aku akan menghadiri perayaan puncak Sail Selat Karimata yang diadakan di pantai Pulau Datok Sukadana, Kabupaten Kayong Utara,15 Oktober 2016. Aku sudah berkemas menunggu teman-teman dari konsorsium perempuan Kalimantan Barat menjadi tamu undangan.

Angin berhembus sangat dingin, maklum sehari sebelum perayaan hujan begitu derasnya hingga merobohkan beberapa stan pengujung. Kami berangkat bertiga diantar seorang teman. Bimbang rasanya, takut tidak bisa masuk ke dalam.

”Kalau tidak bisa masuk kita jalan kaki saja,” kata Era.

Solusi yang baik, pikirku. Akhirnya kami sampai di pintu gerbang dan benar saja tidak bisa masuk. Kami pun berjalan kaki menelursuri ruas jalan yang sesak oleh tamu undangan. Masyarakat berbaris di sepanjang trotoar ingin menyaksikan langsung perayaan.

“Kita naik bis gratis saja Evi, bengkak kaki kalau kita harus sampai ke tenda di pantai,” kata Era kepadaku.

“Baiklah,” jawabku.

Sambal menunggu bis gratis yang memang membawa pengujung, kami tetap jalan kaki, hitung-hitung olahraga.

Setelah melakukan proses masuk dengan Paspampres (Pasukan Pengaman Presiden) yang berjajar, kamipun mengikuti prosesi perayaan puncak Sail Selat Karimata. Dari sambutan Presiden Joko Widodo hingga tarian kolosal yang ditunggu-tunggu.Tarian ini menceritakan tentang kondisi Kabupaten Kayong Utara sebelum dan sesudah penjajahan Belanda.

“Tarian ini akan dibawakan 460 pelajar Kabupaten Kayong Utara dan ini dibagi menjadi beberapa alur cerita,” tutur Muhammad Reza Pratama, Pemuda Pelopor Nasional Kabupaten Kayong Utara 2015.

Reza melanjutkan, alur tarian yang pertama menceritakan tentang kondisi Kayong Utara sebelum terjadinya perang. Kemudian yang kedua datangnya penjajahan Belanda. Bagian ketiga adanya Kerajaan Singosari yang mengusir Belanda.Keempat Sukadana merdeka dari penjajahan. Terakhir terbentuknya Kabupaten Kayong Utara.

“Ada rasa bangga aku menjadi putra daerah melihat tanah kelahiranku dikunjungi Presiden RI langsung,” kata Reza.

“Mudah-mudahan ini awal pembangunan yang lebih maju untuk tanah bertuah,” jawabku seperti berdoa yang diamini Reza. (Evi Suryanti a.k.a Evi Secawan Kopi,  tinggal di Kayong Utara, Kalimantan Barat)

 

Tags: kalimantankarimata
BagikanTweetKirim

Baca Juga

Ribuan Meriam Bambu Pecahkan Rekor Dunia

Ribuan Meriam Bambu Pecahkan Rekor Dunia

19 Juli 2017
Nekat Melihat Keindahan Bawah Laut di Suwarnadwipa

Nekat Melihat Keindahan Bawah Laut di Suwarnadwipa

16 Januari 2017
Sensasi Kopi Jos Dengan Arang Menyala

Sensasi Kopi Jos Dengan Arang Menyala

4 Januari 2017
Ketika Offroader Sanggau Menelusuri Jejak Sejarah

Ketika Offroader Sanggau Menelusuri Jejak Sejarah

30 Desember 2016
Berita Selanjutnya
Sensasi Kopi Jos Dengan Arang Menyala

Sensasi Kopi Jos Dengan Arang Menyala

Discussion about this post

TRENDING

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia
Wisata

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia

Febrianti
3 Agustus 2019

Struktur Rumah Adat Manggarai Flores Mirip Rumah Gadang Minangkabau

Struktur Rumah Adat Manggarai Flores Mirip Rumah Gadang Minangkabau

20 November 2018
Malin Kundang Diduga Kuat Berasal dari Aceh

Malin Kundang Diduga Kuat Berasal dari Aceh

30 Januari 2017
Misteri Kematian Imam Bonjol di Lotta, Minahasa

Misteri Kematian Imam Bonjol di Lotta, Minahasa

14 Februari 2018
Tiga Hari Tiga Malam Menyusuri Sungai Rokan

Tiga Hari Tiga Malam Menyusuri Sungai Rokan

13 Januari 2017
Jurnalis Travel

Ikuti Kami di Media Sosial

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan

ㅤ

  • Berita
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video

© Hak cipta Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Contact Us
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy & Policy
  • Indeks
No Result
LIhat Semua Hasil
  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

© 2021 Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.