Rabu, Mei 18, 2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
No Result
LIhat Semua Hasil
Home Wisata
Kesunyian di Kapo-Kapo Mandeh

Pulau Cubadak di Kawasan Mandeh. Kapo-Kapo terletak di bagian barat pulau ini. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Kesunyian di Kapo-Kapo Mandeh

Febrianti
19 Desember 2016
A A
Pulau Cubadak di Kawasan Mandeh. Kapo-Kapo terletak di bagian barat pulau ini. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)
Pulau Cubadak di Kawasan Mandeh. Kapo-Kapo terletak di bagian barat pulau ini. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

KAPAL Bintang Mandeh yang membawa saya dan belasan teman seperjalan perlahan meninggalkan Pelabuhan Muaro Padang pada pagi yang cerah akhir Maret 2016. Lepas dari muara Batang Arau kapal langsung mengarungi Samudera Hindia yang sedang tenang.

Tujuan kami ke Kawasan Mandeh, kawasan wisata bahari yang mulai terkenal setahun belakangan. Kawasan Mandeh terletak di Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kawasan ini dijuluki Raja Ampat dari pantai barat Sumatera. Memiliki teluk yang tenang dengan gugusan pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitarnya.

Rute kapal laut ini mulai terasa menarik bagi saya. Duduk di kursi penumpang di lantai dua pemandangan terbentang tanpa batas. Angin bertiup pelan, laut yang kehijauan bagai kaca. Gugusan pulau di lepas pantai Padang terlewati satu demi satu. Pulau Pisang, Pulau Sikuai, Pulau Pagang, dan Pulau Pasumpahan.

Daratan Sumatera yang berada di sebelah kiri kapal juga menyuguhkan pemandangan pantai-pantai berpasir dan bukit batu. Bahkan ada tanjung yang menjorok ke laut, nyaris seperti sebuah pulau. Namanya Pamutusan. Mungkin karena nyaris putus dari daratan Sumatera.

Untuk menuju Kapo-Kapo mesti naik boat dari Dermaga Carocok, Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)
Untuk menuju Kapo-Kapo mesti naik boat dari Dermaga Carocok, Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Dalam 30 menit kami memasuki kawasan Mandeh. Melewati Pulau Marak yang dari kejauhan mirip buaya. Pulau ini lima tahun lalu pernah menjadi kawasan konservasi siamang, namun kini lokasi konservasi itu sudah dipindahkan ke daratan Sumatera, karena khawatir ancaman tsunami.

Akhirnya kapal kami melewati Pulau Cubadak, Pulau Bintangor, Pulau Setan, Pulau Sironjong Besar, dan Sironjong Kecil untuk kemudian berlabuh di Dermaga Carocok, Tarusan. Kami singgah untuk makan siang dekat tempat pelelangan ikan. Ibu-ibu dari kelompok wisata Nagari Sungai Nyalo sudah menyiapkan makan siang. Beragam kuliner khas Mandeh terhidang di meja siang itu.

Ada ikan gulai jantung pisang, sampadeh ikan bawal, udang, lokan, semua serba makanan laut. Sayangnya rendang gurita yang terkenal dari Mandeh sedang tidak ada.

“Sedang tidak musim, guritanya susah di tangkap,” kata Celok, salah seorang anggota kelompok wisata kuliner dari  Batu Kalang.

Menyaksikan deratan pulau dari atas boat di Kawasan Mandeh. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)
Menyaksikan deratan pulau dari atas boat di Kawasan Mandeh. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Usai makan siang, kami kembali melanjutkan perjalanan di laut Mandeh. Kapal berhenti di depan Pulau Sironjong Ketek di sebelah Pulau Cubadak.

Lautnya tenang dan di depannya gugusan pulau kecil tersebar membentuk lanskap yang indah. Tidak ada ombak yang sampai di teluk itu, karena dinding-dinding bukit dan pulau-pulau kecil menghalangi ombak dari Samudera Hindia. Teluk itu sebening kaca, mirip danau yang sangat luas.

“Ini seperti Ocean Lake,” teriak teman saya.

Halaman 1 dari 3
123Selanjutnya
Tags: mandehpesisir selatan
BagikanTweetKirim

Baca Juga

Rantau Malam

Suasana Perkampungan Hulu Serawai

14 Januari 2021
borneo

Tapak Tilas Molengraaff di Borneo

10 Desember 2020
karst

Bertandang ke Ujung Karst

18 November 2020
Luwuk 18 Jam

Luwuk 18 Jam

2 Oktober 2020
Berita Selanjutnya
Teliti Memesan Tiket ke Pangkal Pinang

Teliti Memesan Tiket ke Pangkal Pinang

TRENDING

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia
Wisata

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia

Febrianti
3 Agustus 2019

Tradisi yang Menyelamatkan Benda Pusaka Kerinci

Tradisi yang Menyelamatkan Benda Pusaka Kerinci

22 Februari 2021
Rantau Malam

Suasana Perkampungan Hulu Serawai

14 Januari 2021
Menguak Hubungan Bukit Siguntang dengan Sriwijaya

Menguak Hubungan Bukit Siguntang dengan Sriwijaya

4 Januari 2017
Jika Orang Mentawai Bisa Memilih Kepercayaan

Jika Orang Mentawai Bisa Memilih Kepercayaan

22 Februari 2021

TERBARU

gusmen heriadi
Berita

Pameran Tunggal 25 Tahun Perjalanan Seniman Gusmen Heriadi

Jurnalistravel
4 November 2021

Mentawai

Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai

17 November 2021
Siberut

Perubahan Iklim dan Kerusakan Hutan Menyebabkan Krisis Air di Siberut

4 September 2021
Sungai Buluh

Perhutanan Sosial Sungai Buluh, Layu Sebelum Berkembang

19 Juli 2021
salak bali

Menyulap Salak Menjadi Cuka dan Kopi di Agro Abian Salak

31 Maret 2021
Jurnalis Travel

Ikuti Kami di Media Sosial

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan

ㅤ

  • Berita
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video

© Hak cipta Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy & Policy
  • Indeks
No Result
LIhat Semua Hasil
  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

© 2021 Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.