Minggu, Juli 3, 2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
No Result
LIhat Semua Hasil
Home Wisata
Masjid Keramat Ini Anti Pengeras Suara

Mesjid Nagari Sungai Buluh di Kecamatan Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Masjid Keramat Ini Anti Pengeras Suara

Syofiardi Bachyul Jb
18 September 2017
A A
Mesjid Nagari Sungai Buluh di Kecamatan Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

KETIKA hampir semua masjid berlomba-lomba dipasang pengeras suara yang paling keras, ternyata ada satu masjid unik yang justru “anti” dengan loudspeaker.

Padahal masjid ini bukan sembarang masjid. Ini adalah masjid yang cukup besar dan megah yang disebut masjid nagari (desa) tempat warga yang hampir semuanya muslim biasa salat Jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha.

“Bukan warga di sini tidak mau menggunakan loudspeaker di masjid raya ini, tapi karena setiap dipasang hari itu juga rusak disambar petir, itu sudah dilakukan empat kali, akhirnya tidak pernah lagi dicoba,” kata Sjaharuddin, 67 tahun, Wali Nagari Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Arsitektur masjid lazimnya surau tua Sumatera Barat penganut tarekat Syattariyah. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnaisTravel.com)

Pemasangan empat kali itu, kata Sjaharuddin, dalam kurun waktu berbeda. Warga tetap punya keinginan masjid mereka memiliki pengeras suara seperti masjid lain untuk azan dan menyampaikan pengumuman. Tapi setelah dipasang, hanya digunakan hari itu juga setelah itu disambar petir dan rusak. Jadi kejadian itu dianggap pantangan.

“Beberapa waktu kemudian diganti lagi, rusak juga hari itu, ketiga kali begitu juga, keempat kali begitu juga, akhirnya diputuskan untuk tidak menggunakan pengeras suara hingga kini,” katanya beberapa waktu lalu.

Karena tidak menggunakan pengeras suara, suara azan yang terdengar langsung dari suara muazin (pengumandang azan). Begitu juga ceramah agama. Namun lokasi masjid yang terletak di tengah sawah nan cukup sunyi membuat suara ceramah akan terdengar dengan jelas, terutama di sekitar masjid.

Dipercaya memiliki sejumlah keramat. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnaisTravel.com)

KERAMAT

Rusaknya berkali-kali pengeras suara dipercaya warga setempat karena “tidak diizinkan” atau “tidak direstui”. Itu karena warga mempercayai masjid tua bernama “Masjid Nagari Sungai Buluh” itu keramat.

“Ada empat keramat masjid yang dipercaya berusia lebih satu abad ini,” kata Sjaharuddin.

Pertama, ketika zaman pergerakan menentang penjajahan Belanda, jika akan datang pasukan Belanda hendak menyerang kantong pejuang, terdengar suara gemuruh dari arah masjid berkali-kali.

Suara gemuruh itu disahuti Batu Sironjong berdiameter 45 meter yang terletak 6 km arah ke perbukitan. Kemudian suara itu disahuti auman “Inyiak” (harimau) di sekitar kampung. Tak usah heran, nagari ini memang terletak di pinggir Bukit Barisan yang dulu banyak harimau.

Bagian dalam masjid hanya digunakan untuk beribadah. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnaisTravel.com)

“Gemuruh dan auman harimau itu pertanda ada bahaya akan datang ke kampung,”ujarnya.

Kedua, lanjut Sjaharuddin, menara masjid itu pada 1947 pernah rusak dengan miring ke Barat. Karena bangunan atap berbentuk mirip pagoda yang lazim sebagai arsitektur surau penganut tarikat Syattariyah di Sumatera Barat, tentu saja sulit memperbaikinya.

“Sudah lewat dua hari dua malam tidak ada satupun tukang yang berani memanjat untuk memperbaiki, karena tinggi dan curam,” katanya.

Pada malam ketiga warga mendengar sekitar pukul 2 dini hari bunyi tukang bekerja di atas atap. Padahal sebenarnya tidak ada orang yang sedang bekerja.

“Paginya menara itu sudah normal kembali,” ceritanya.

Bedug besar tergantung di teras untuk pemberitahu sebelum azan. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/ JurnaisTravel.com)

Keramat ketika, masjid ini dari dulu dijadikan tempat bernazar bagi warga untuk menyampaikan keinginan. Jika keinginan itu terpenuhi maka dia memberikan sumbangan atau bantuan ke masjid.

Keramat keempat itu, masjid ini “anti” pengeras suara. Memang, sebagai masjid tua bangunan ini pasti didirikan sebelum listrik masuk ke sana dan pengeras suara di masjid tidak lazim. Jadi pelaksanaan aktivitas masjid lebih “murni” tanpa masuknya barang elektronik.

“Lainnya, kami tidak pernah dari dulu menggunakan ruangan masjid untuk rapat, ruangan masjid hanya untuk beribadah, sedangkan rapat nagari atau urusan masjid di ruangan di luar ini yang khusus untuk rapat,” kata wali nagari.

Nagari Sungai Buluh kini dipercaya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengelola hutan nagari yang dijadikan objek wisata alam. Di sini sudah dibangun rumah pohon sebagai maskot penarik pengunjung.

Masjid nagari yang keramat ini juga dipromosikan kepada wisatawan untuk dikunjungi. Apalagi masjid berarsitektur unik dan berukir ini bangunan asli sejak berdiri, kecuali bagian keramik. (Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

 

CATATAN: Tulisan dan foto-foto (berlogo) ini adalah milik JurnalisTravel.com. Dilarang menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak tanpa izin. Jika berminat bisa menghubungi jurnalistravel@gmail.com. Terima kasih atas bantuan Anda jika membagikan tautan.(REDAKSI)

Tags: masjidsungai buluh
BagikanTweetKirim

Baca Juga

Rantau Malam

Suasana Perkampungan Hulu Serawai

14 Januari 2021
borneo

Tapak Tilas Molengraaff di Borneo

10 Desember 2020
karst

Bertandang ke Ujung Karst

18 November 2020
Luwuk 18 Jam

Luwuk 18 Jam

2 Oktober 2020
Berita Selanjutnya
Air Mancur Terbesar di Asia Tenggara, Ikon Baru Purwakarta

Air Mancur Terbesar di Asia Tenggara, Ikon Baru Purwakarta

TRENDING

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia
Wisata

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia

Febrianti
3 Agustus 2019

Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa

Bekas Kerajaan Dharmasraya dan Kisah Dua Arca Bhairawa

11 September 2017
manggarai

Tradisi Orang Kolang di NTT, Leluhurnya dari Minangkabau

22 Februari 2021
Malin Kundang Diduga Kuat Berasal dari Aceh

Malin Kundang Diduga Kuat Berasal dari Aceh

30 Januari 2017
Tips Buat Wisatawan di Padang Jika Terjadi Gempa dan Tsunami

Tips Buat Wisatawan di Padang Jika Terjadi Gempa dan Tsunami

17 April 2020

TERBARU

Kelinci sumatera
Lingkungan

Kelinci sumatera yang Dianggap Hampir Punah Terlihat di Kerinci

Febrianti
3 Juni 2022

gusmen heriadi

Pameran Tunggal 25 Tahun Perjalanan Seniman Gusmen Heriadi

4 November 2021
Mentawai

Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai

17 November 2021
Siberut

Perubahan Iklim dan Kerusakan Hutan Menyebabkan Krisis Air di Siberut

4 September 2021
Sungai Buluh

Perhutanan Sosial Sungai Buluh, Layu Sebelum Berkembang

19 Juli 2021
Jurnalis Travel

Ikuti Kami di Media Sosial

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan

ㅤ

  • Berita
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video

© Hak cipta Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy & Policy
  • Indeks
No Result
LIhat Semua Hasil
  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

© 2021 Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.