Diayun Ombak Surfing Mentawai

Diayun Ombak Surfing Mentawai

Ombak Roniki yang terkenal. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

PENGHUNI PULAU RONIKI

Akhirnya Pulau Roniki sudah terlihat di depan mata. Pulau kecil itu dipenuhi rimbunan pohon kelapa dengan pasir yang putih dikelilingi air laut yang biru kehijauan dengan ombak yang tenang. Mesin perahu dimatikan sebelum mendarat ke pantai. Pasirnya terasa lembut.

Sebagian tim kembali ke laut di depan pulau, bersiap menyelam meneliti ikan dan terumbu karang. Sebagian lagi tinggal di pulau menghitung potensi dan keragaman hayati di pantai.

Ombak Roniki yang terkenal. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Ombak Roniki yang terkenal. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Ternyata Pulau Roniki ini berpenghuni. Di balik rimbunnya pohon-pohon kelapa terlihat pondok-pondok kecil dari kayu. Seorang perempuan paruh baya terlihat sedang mencungkil daging kelapa. Kami berkenalan. Namanya Eti Sabag, warga Desa Taileleu di Siberut. Pagi hingga sore dia mengolah kopra di Roniki dan sore kembali ke Taileleu dengan sampan.

Ribuan pohon di Roniki adalah warisan turun-temurun yang didapat Eti dari orang tuanya. Kelapa ini dikelola banyak keluarga secara bergiliran. Eti Sabag, 50 tahun, sangat cekatan mencungkil daging kelapa tua yang putih dan tebal dengan pisau tajam di tangannya. Daging kelapa itu ia masukkan ke dalam keranjang rotan. Ratusan kelapa tua yang sudah dibelah teronggok di dekatnya.

Di tempat penyalaian terlihat tumpukan besar daging kelapa kering berwarna kecoklatan yang sudah menjadi kopra yang akan dibeli pedagang kopra yang datang dengan  kapal setiap bulan. Dalam sebulan Eti rata-rata menjual 300 kilogram kopra. Tapi Eti masih mengeluh.

“Kami di sini banyak utang, sering kami berutang kepada orang kapal yang membeli kopra, akhirnya saat menjual kopra, uang yang didapat tetap sedikit,” katanya.

Pasir putih dan ombak Roniki, Mentawai. (Foto: Febrianti/ JurnalisTravel.com)

Pasir putih dan ombak Roniki, Mentawai. (Foto: Febrianti/ JurnalisTravel.com)

Dua cangkang penyu hijau yang tergantung di dinding pondok kayu milik tetangga Eti menarik perhatian Harfiandri, teman seperjalanan saya, peneliti penyu yang juga kandidat doktor. Dia langsung mengukur panjang dan lebar cangkang penyu yang membuat Mikael Siriobak pemiliknya heran.

Mikael bercerita cangkang penyu paling besar yang berukuran satu meter ia dapat sebulan sebelumnya secara tak sengaja pada malam hari ada penyu yang mendarat di pantai yang tak jauh dari pondoknya. Penyu yang akan bertelur itu langsung ditangkap dan dibawa lima orang kerabatnya ke pondok Mikael. Penyu dibunuh, daging dan telur yang masih ada dalam tubuhnya dibagi-bagi.

Makan daging penyu sesuatu yang biasa di Mentawai. Dalam beberapa kali perjalanan ke Pulau Siberut, sangat sering saya melihat cangkang penyu yang digantung di uma, rumah tradisional di Mentawai untuk hiasan, terutama di daerah pesisir. Daging penyu wajib ada ketika mengadakan punen atau pesta adat membuat sampan baru, membuka ladang, mendirikan uma atau rumah tradisional, dan pengobatan.

Sedangkan untuk pesta perkawinan biasanya hanya menu tambahan pendamping  daging babi. Dalam setiap kali punen biasanya ditangkap 20 ekor penyu untuk disantap. Penyu terus ditangkap, walaupun sudah banyak kasus keracunan penyu yang memakan korban jiwa di sana.

Mikael juga tidak begitu mudah percaya saat Harfiandri menjelaskan bahaya makan penyu, karena penyu banyak mengandung racun arsenik dari pencemaran perairan yang berbahaya bagi manusia.

“Itu kalau pantangannya dilanggar, baru ada yang mati, tetapi kalau memakannya terlalu banyak, kepala saya juga jadi pusing,” kata Mikael.

Ia juga tidak percaya penyu akan habis.

“Mana mungkin habis, penyu selalu banyak datang ke sini dan mereka juga selalu bertelur,” katanya tertawa.

Halaman:

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

krisis air
Krisis Air di Empat Pulau Mentawai, Kenapa Bisa Terjadi?
Nelayan Sinakak Mentawai Tak Lagi Melaut di Bulan Juni
Nelayan Sinakak Mentawai Tak Lagi Melaut di Bulan Juni
Terancam Punah, Unand-Swara Owa Survei 6 Primata Endemik Mentawai
Terancam Punah, Unand-Swara Owa Survei 6 Primata Endemik Mentawai
Bertemu Primata Langka Siberut yang Paling Terancam di Dunia
Bertemu Primata Langka Siberut yang Paling Terancam di Dunia
Toek, Pangan Lokal Pulau Sipora yang Terancam Penebangan Hutan
Pangan Lokal Toek Terancam Penebangan Hutan
Mentawai
Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai