Oleh: Edwardo Albai Hagi
Masifnya usaha peternakan ayam sejak delapan tahun lalu sekarang membuat warga Tanjung Bonai Aur Selatan (TBAS) di Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat resah. Pasalnya, peternakan itu mengakibatkan munculnya bau tak sedap.
Muhammad Yusra (23), warga yang berkediaman sekitar 100 meter dari salah satu lokasi peternakan mengatakan bau yang dihasilkan oleh kotoran ayam sangat menyengat.
Ada 18 peternakan ayam di TBAS, 7 di antaranya adalah peternakan ayam petelur dan 11 lainnya peternakan ayam pedaging. Rata-rata satu peternakan ayam pedaging menampung sekitar 7 ribu ekor ayam.
“Memang benar pembangunan peternakan di mana-mana menyebarkan bau busuk sepanjang nagari, kadang kalau mau makan jadi tidak berselera,” kata Yusra pada Minggu, 28 Mei 2023.
Warga lain mengeluhkan bau tak sedap yang dihasilkan oleh serbuk kayu bekas serta sekam yang dibakar peternak ayam. Serbuk dan sekam itu biasanya digunakan untuk lantai kandang ayam pedaging. Menurutnya, serbuk tersebut tak seharusnya dibakar karena menimbulkan bau busuk dan mencemari udara.
“Belakangan saya sering merasa sesak di dada, barangkali karena pencemaran asap dari pembakaran tersebut. Kalaupun mau dibakar haruslah jauh dari kediaman warga atau lebih baik lagi diolah menjadi pupuk kompos, bisa dapat uang,” kata warga yang enggan disebutkan namanya itu.
Fachri Syarif, pengusaha muda peternakan ayam pedaging di nagari itu ketika diwawancara via WhatsApp pada Minggu, 28 Mei 2023 malam mengaku belum ada warga yang menyampaikan langsung keresahan terkait bau tak sedap yang dihasilkan peternakan miliknya.
Kendati demikian, ia berjanji akan berusaha sebaik mungkin untuk menghindari pencemaran udara tersebut. (Edwardo Albai Hagi)
)* Edwardo Albai Hagi, jurnalis warga Perhutanan Sosial dari Nagari Tanjung Bonai Aur Selatan, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat adalah peserta Pelatihan Jurnalisme Warga KKI Warsi di UNP Hotel & Convention Center, Padang, 26-29 Mei 2023.
