Sabtu, April 17, 2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
No Result
LIhat Semua Hasil
Home Sejarah
Menguak Hubungan Bukit Siguntang dengan Sriwijaya

Makam Panglima Tuan Junjungan di Bukit Siguntang (Foto:Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Menguak Hubungan Bukit Siguntang dengan Sriwijaya

Syofiardi Bachyul Jb
4 Januari 2017
A A
Makam Panglima Tuan Junjungan di Bukit Siguntang (Foto:Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

“SAYA datang ke bukit ini pada 1957 saat berusia 15 tahun,” kata perempuan tua itu. “Saya datang dibawa tetangga dari Jawa Timur, waktu tiba di bukit ini semuanya rimba, ularnya banyak, juga ada harimau.”

Nyai Sagiatun, 73 tahun, adalah juru kunci makam Raja Segentar Alam, salah satu rumah makam di Bukit Siguntang, Palembang.

Ia melanjutkan cerita bahwa ia kemudian ikut membantu membersihkan bukit tersebut dan mendirikan pondok untuk tinggal di sana. Lalu ditemukanlah ketujuh makam yang ditandai masing-masing dengan nisannya seperti yang terlihat sekarang.

Taman Bukit Siguntang di Palembang Makam Raja Segentar Alam salah satu makam dikeramatkan (Foto:Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

“Dulu saat ditemukan semua kuburan ini hanya dari tanah liat dengan batu nisan, nama-nama orang yang dimakamkan ini berdasarkan cerita penduduk sekitar yang mereka dengar turun-temurun,” katanya kepada saya ketika berkunjung dua tahun silam.

Menurut cerita masyarakat, katanya, ketujuh kuburan tersebut adalah para pendatang dari luar pulau yang masing-masing beragama Hindu-Buddha dan tak ada hubungan keluarga.

Kuburan yang ia jaga adalah Iskandar Zulkarnain Syah Alam bergelar Segentar Alam yang berasal dari Kerajaan Mataram Kuno yang datang di era Kerajaan Sriwijaya.

Kuburan lain, Putri Rambut Selako, berasal dari Keraton Yogyakarta, putri dari Prabu Wijaya. Nama aslinya Putri Damar Kencana Wungu. Di sebelahnya satu atap adalah kuburan Pangeran Raja Batu Api yang katanya berasal dari Jeddah.

Makam Raja Segentar Alam salah satu makam dikeramatkan (Foto:Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Di rumah makam yang lain yang masing-masing hanya berjarak 5 meter terdapat makam Panglima Bagus Kuning dan Panglima Bagus Karang. Keduanya, katanya, berasal dari Mataram Kuno juga. Mereka berjasa memimpin pasukan kerajaan saat menundukkan pasukan Kesultanan Banten yang menyerang Palembang.

Sedangkan makam lain, di dalam bangunan sendiri berjarak 10 meter, adalah makam Putri Kembang Dadar. Konon, putri ini seorang gadis Tionghoa. Selain primadona di masanya, ia juga seorang yang sakti.

Kini makamnya dijaga seorang juru kunci laki-laki. Tempat makam juga dimanfaatkannya untuk menjual keris titipan pemiliknya.

Peziarah di Makam Pangeran Raja Batu Api. (Foto:Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

“Asal nama bukit ini Raja Segentar Alam menghentakkan kaki di Bumi Melayu ini, maka bukit ini bergetar, tanahnya ‘seguntang-guntang’ (terguncang-guncang), padi-padi masak seketika, dan terbentuklah bukit ini, karena itu disebut Bukit Siguntang,” kata Nyai Sagiatun.

Cerita versi Nyai Sagiatun tentu hanya folklore (cerita rakyat), bukan sejarah. Anda tidak perlu repot mengomentari kelogisannya. Tidak ada sejarah ketujuh makam ini, siapa mereka sebenarnya dan hidup pada masa kerajaan apa. Juga tidak ada keterangan tertulis di objek wisata ini.

Halaman 1 dari 2
12Selanjutnya
Tags: bukit siguntangsriwijaya
BagikanTweetKirim

Baca Juga

marie thomas

Kisah Lengkap Marie E Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Meninggal di Bukittinggi

22 Februari 2021

Mengangkat Kemegahan Dharmasraya

24 Desember 2019
Struktur Rumah Adat Manggarai Flores Mirip Rumah Gadang Minangkabau

Struktur Rumah Adat Manggarai Flores Mirip Rumah Gadang Minangkabau

20 November 2018
Menapaki Jejak Minangkabau di Flores

Menapaki Jejak Minangkabau di Flores

14 Februari 2018
Berita Selanjutnya
Bukti Besarnya Kapal Kayu Sriwijaya, Kemudi Lebih 8 Meter

Bukti Besarnya Kapal Kayu Sriwijaya, Kemudi Lebih 8 Meter

Discussion about this post

TRENDING

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia
Wisata

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia

Febrianti
3 Agustus 2019

Cantiknya Gadis-Gadis Minang Berpakaian Adat

Cantiknya Gadis-Gadis Minang Berpakaian Adat

22 Februari 2021
Perkenalkan, Inilah Kebun Apel Pertama di Sumatera Barat

Perkenalkan, Inilah Kebun Apel Pertama di Sumatera Barat

18 September 2017
7 Minuman Unik yang Harus Anda Cicipi di Padang

7 Minuman Unik yang Harus Anda Cicipi di Padang

24 Desember 2016
Saguer dan Cap Tikus di Museum Manado

Saguer dan Cap Tikus di Museum Manado

22 Februari 2021

TERBARU

salak bali
Lingkungan

Menyulap Salak Menjadi Cuka dan Kopi di Agro Abian Salak

Jurnalistravel
31 Maret 2021

porang

Ramai-Ramai Menanam Porang di Manggarai Timur

28 Maret 2021
sinyal ponsel

Tanpa Sinyal di Lembah Tilir

20 Maret 2021
lukisan

Pameran Tunggal Syam Terrajana di Yogyakarta

14 Maret 2021
marie thomas

Kisah Lengkap Marie E Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Meninggal di Bukittinggi

22 Februari 2021
Jurnalis Travel

Ikuti Kami di Media Sosial

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan

ㅤ

  • Berita
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video

© Hak cipta Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy & Policy
  • Indeks
No Result
LIhat Semua Hasil
  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

© 2021 Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.