Sabtu, Juni 25, 2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan
  • Lainnya
    • Berita
    • Kolom
    • Jurnalis Warga
    • Video
    • Info Data
No Result
LIhat Semua Hasil
Jurnalis Travel
No Result
LIhat Semua Hasil
Home Budaya
Merentang Pukat di Pantai Bungus

Beberapa lelaki menarik pukat dari pantai. (Foto: Syafrizaldi Aal/ JurnalisTravel.com)

Merentang Pukat di Pantai Bungus

Syafrizaldi Aal
22 Februari 2021
A A

BUNGUS sejak lama telah menjadi tujuan wisata di Kota Padang, Sumatera Barat. Wisatawan lokal dan mancanegara menjelajahi Bungus untuk sekedar menikmati pemandangan alam. Terkadang juga bisa menikmati kegiatan nelayan tradisional merentangkan jalanya yang disebut “maelo pukek” (menarik pukat atau jala).

Aroma pantai yang unik menyeruak begitu saya tiba di kawasan wisata Bungus, Padang. Di seberang jalan, bukit batu tersayat tetesan air tersisa dari hujan semalam. Di beberapa tempat, tetesan itu membentuk air terjun mini. Perbukitan hijau seolah menawarkan diri untuk didaki, jalan setapak menganga untuk dilewati.

Tapi saya memutuskan untuk turun ke pantai. Suara ombak justru menarik minat saya mendekat ketimbang embusan angin dari daratan. Pasir putih menggoda saya melangkah tanpa alas kaki. Saya membiarkan serpihan buih ombak membasahi sebagian pakaian yang sedang saya kenakan.

Seorang nelayan menggantung pukat setelah digunakan. (Foto: Syafrizaldi Aal/ JurnalisTravel.com)

Carlos, nama pantai itu sesuai dengan nama penginapan yang tepat berada di bibir gelombang.  Beberapa orang pengunjung tengah berleha membaca buku di tempat tidur gantung. Sebagian tampak malas beranjak melewati damai pagi Minggu itu.

Beberapa nelayan tengah sibuk menyiapkan pukat. Saya mendekati salah seorang di antaranya, Rustam. Lelaki peruh baya ini sudah puluhan tahun menjadi nelayan.

Dibantu nelayan lainnya, Rustam mengangkat pukat ke perahu bercadik ganda. Gulungan pukat bewarna hitam kecokelatan tersambung dengan tali nilon besar bewarna hijau tua. Gundukan pukat mencapai dua kali drum besar yang digandengkan. Menurut Rustam, panjangnya bisa lebih dari 1 kilometer.

Saya membantu Rustam mendorong perahu menghantam gelombang yang tak seberapa besar.  Pengemudi perahu akan membawa pukat ke tengah laut. Seorang lainnya betugas menurunkan pukat dalam perjalanan. Sampai di tengah, perahu akan kembali membawa bagian pukat di sisi yang lain.

Seharusnya saya bisa ikut jika perahu tak dipenuhi pukat dan dua orang nelayan. Saya membayangkan, di tengah laut mereka pasti dapat bercanda dengan ikan-ikan sebelum digiring ke tepian.

Hampir dua jam penantian ketika perahu kembali ke bibir pantai di sisi yang berjauhan dari tempat perahu bermula berangkat. Matahari merambat naik saat Rustam mulai menghela pukat, langkah demi langkah.

Pantai bungus dengan teluknya yang indah. (Foto: Syafrizaldi Aal/ JurnalisTravel.com)

Tajuk pepohonan membuat teduh, menghalangi sinar matahari. Sinarnya menembus diantara celah dedaunan ara. Saya mengaitkan tali di pinggang, membuat simpul sederhana untuk mengaitkannya ke pukat.

Menarik pukat, kata Rustam, tak bisa sekuat tenaga. Pukat harus ditarik perlahan sesuai dengan ayunan gelombang.  Begitu saya sampai di belakang, simpul tali dilepas lantas kembali bergerak ke depan untuk memulai tarikan baru, demikian seterusnya.

Ikan berkecipak kala ujung pukat sampai ke pinggir. Anak-anak berebut ikan-ikan yang lepas dari cengkeraman pukat. Mengasikkan melihat mereka saling dorong, tanpa emosi.

Perjalanan ini mengajarkan saya tentang kesabaran dan kerelaan berbagi. Para nelayan hidup bersahaja dalam balutan roda ekonomi yang ketat. Mereka adalah orang-orang hebat, salut atas perjuangan hidup mereka.

Keelokan nusantara ternyata sesederhana tali pukat yang direntang Rustam. Tiupan angin dan buih ombak di tepian pantai Bungus adalah napas kehidupan warga. (Syafrizaldi Aal/ JurnalisTravel.com)

CATATAN: Tulisan dan foto-foto (berlogo) ini adalah milik JurnalisTravel.com. Dilarang menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak tanpa izin. Jika berminat bisa menghubungi jurnalistravel@gmail.com. Terima kasih atas bantuan Anda jika membagikan tautan.(REDAKSI)

Tags: nelayanpadang
BagikanTweetKirim

Baca Juga

gusmen heriadi

Pameran Tunggal 25 Tahun Perjalanan Seniman Gusmen Heriadi

4 November 2021
Mentawai

Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai

17 November 2021
sinyal ponsel

Tanpa Sinyal di Lembah Tilir

20 Maret 2021
lukisan

Pameran Tunggal Syam Terrajana di Yogyakarta

14 Maret 2021
Berita Selanjutnya
Menanam Mangrove di Pantai Apar, Pariaman

Menanam Mangrove di Pantai Apar, Pariaman

TRENDING

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia
Wisata

Ladang Gandum Juga Ada di Indonesia, Ini Dia

Febrianti
3 Agustus 2019

Buka Jalur Baru, Pendaki Temukan Lembah Kura-Kura di Kerinci

Buka Jalur Baru, Pendaki Temukan Lembah Kura-Kura di Kerinci

16 November 2019
Struktur Rumah Adat Manggarai Flores Mirip Rumah Gadang Minangkabau

Struktur Rumah Adat Manggarai Flores Mirip Rumah Gadang Minangkabau

20 November 2018
Tips Buat Wisatawan di Padang Jika Terjadi Gempa dan Tsunami

Tips Buat Wisatawan di Padang Jika Terjadi Gempa dan Tsunami

17 April 2020
Perkenalkan, Inilah Kebun Apel Pertama di Sumatera Barat

Perkenalkan, Inilah Kebun Apel Pertama di Sumatera Barat

18 September 2017

TERBARU

Kelinci sumatera
Lingkungan

Kelinci sumatera yang Dianggap Hampir Punah Terlihat di Kerinci

Febrianti
3 Juni 2022

gusmen heriadi

Pameran Tunggal 25 Tahun Perjalanan Seniman Gusmen Heriadi

4 November 2021
Mentawai

Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai

17 November 2021
Siberut

Perubahan Iklim dan Kerusakan Hutan Menyebabkan Krisis Air di Siberut

4 September 2021
Sungai Buluh

Perhutanan Sosial Sungai Buluh, Layu Sebelum Berkembang

19 Juli 2021
Jurnalis Travel

Ikuti Kami di Media Sosial

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

Rubrik

  • Wisata
  • Budaya
  • Sejarah
  • Lingkungan

ㅤ

  • Berita
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video

© Hak cipta Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy & Policy
  • Indeks
No Result
LIhat Semua Hasil
  • Wisata
  • Budaya
  • Berita
  • Lingkungan
  • Sejarah
  • Kolom
  • Jurnalis Warga
  • Video
  • Info Data

© 2021 Jurnalistravel.com | Hak cipta dilindungi hukum.