Riuh Pacu Jawi di Tanah Datar

Riuh Pacu Jawi di Tanah Datar

Lumpur berhamburan ke wajah dan tubuh joki secepat sepasang sapi berlari kencang menuju finish. (Foto: Febrianti/JurnalisTrael.com)

SAPI TERBAIK LURUS KE DEPAN

Di bawah terik matahari penonton berdatangan, dari masyarakat setempat hingga wisatawan asing dengan kamera berlensa panjang di tangan. Areal itu menjelang tengah hari sudah penuh dengan puluhan sapi dan ratusan penonton.

Pacu Jawi ini acara balapan sapi atau “jawi” dalam bahasa Minang di areal bekas sawah yang berair dan berlumpur. Tidak ada lawan untuk balapan, hanya sepasang sapi dan seorang joki yang mengendalikannya dari atas bajak kayu. Jika sapi berhasil berlari lurus ke depan dan membawa joki tidak terjatuh sampai di finish, itulah sapi terbaik.

Terkadang kedua sapi tidak kompak membuat joki kesulitan. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Terkadang kedua sapi tidak kompak membuat joki kesulitan. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Sejam kemudian, atraksi pacu jawi di mulai. Penonton sudah berjubel memenuhi pematang di tepi arena untuk berpacu. Tak sabar ingin segera melihat atraksi para joki yang mengendalikan dua sapi yang berlari kencang.

Aba-aba dari panitia melalui mikrofon terdengar untuk sepasang sapi pertama. Dua ekor sapi remaja dipersiapkan di arena oleh pemilik dan grupnya, Mereka datang dari Nagari Gurun, Sungai Tarab yang membawa lima pasang sapi untuk ikut bertanding.

Dua bajak ditaruh di pundak  sapi dan diikat tali. Sementara beberapa orang memegang sapinya agar tak lari. Setelah siap, sang joki menginjak bajak kiri, lalu kanan dengan masing-masing kakinya. Saat itulah terdengar teriakan “heayah” dari pimpinan tim sapi pertama, diiringi teriakan anggota tim lima orang dan teriakan penonton yang keras yang membuat kedua sapi berlari kencang ke depan.

Akhirnya anggota tim terpaksa menghentikan sapi yang tak bisa berlari lurus karena tidak kompak. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Akhirnya anggota tim terpaksa menghentikan sapi yang tak bisa berlari lurus karena tidak kompak. (Foto: Febrianti/JurnalisTravel.com)

Joki langsung ditarik sapi dengan kencang. Cipratan air dan lumpur akibat injakan kaki sapi yang berlari kencang menghujani penonton di pematang. Air lumpur bercipratan ke sekujur tubuh sang Joki, termasuk wajah, selama perlombaan.

Sapi pertama seperti masih demam panggung sehingga begitu dilepas dan disoraki penonton berlari kesetanan. Namun tak sejalan arah dengan tandemnya, sehingga membuat joki terjengkang ke belakang.

Sepasang demi sepasang sapi dan joki beraksi memperlihatkan ketangkatasannya. Keriangan melanda arena Pacu Jawi. Ada sapi yang lepas kendali bahkan terus berlari hingga jauh ke luar arena. Ada juga sapi yang nyaris menabrak kerumunan fotografer di pematang. Tetapi ada juga sapi yang sukses hingga ke garis finish, mampu berlari lurus dengan tandemnya dan membawa jokinya tetap di berdiri tanpa terjatuh.

Halaman:

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Singkarak
Nagari Sumpu Jadikan “Manjalo Ikan Bilih” Sebagai Atraksi Wisata
Tempoyak Jambi
Pesona Tempoyak di Sungai Telang, Jambi
gusmen heriadi
Pameran Tunggal 25 Tahun Perjalanan Seniman Gusmen Heriadi
Mentawai
Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai
sinyal ponsel
Tanpa Sinyal di Lembah Tilir
lukisan
Pameran Tunggal Syam Terrajana di Yogyakarta