Pendaki Sebut Jalur Baru Kerinci Mirip di Film Narnia

Pendaki Sebut Jalur Baru Kerinci Mirip di Film Narnia

Tim finalisasi pembuatan jalur baru kerinci di perjalanan. (Foto: Tim Finalisasi Jalur Gunung Kerinci untuk JurnalisTravel.com)

Lampiran Gambar

Tim finalisasi pembuatan jalur baru kerinci di perjalanan. (Foto: Tim Finalisasi Jalur Gunung Kerinci untuk JurnalisTravel.com)

SEORANG pendaki yang ikut tim finalisasi pembuatan jalur baru ke puncak Gunung Kerinci dari Bangunrejo, Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat kagum dengan hutan yang dilewatinya di jalur yang berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) itu.

“Mirip di film Narnia,” kata Aig Wadenko yang juga pegawai Dinas Pariwisata Solok Selatan kepada JurnalisTravel.com, Kamis (19/1/2017).

Ia melihat hutan tropis yang sangat rapat, penuh dengan pohon-pohon yang tinggi dengan batang berlumut. Menuju batas vegetasi juga terlihat hutan dengan kayu penuh lumut.

Sementara, burung berbagai jenis seringkali melintas di sepanjang perjalanan terutama pada ketinggian 1.500 mdpl. Siamang besar juga banyak terlihat dari jalur pendakian itu.

“Di perjalanan kami bertemu siamang yang gendut-gendut, mereka di atas pohon-pohon yang tinggi, suara siamang pagi-pagi juga terdengar semarak membangunkan kami,” katanya.

Lampiran Gambar

Tim pembuat jalur sedang beristirahat di hutan Gunung Kerinci. (Foto: Tim Finalisasi Jalur Gunung Kerinci untuk JurnalisTravel.com)

Dalam perjalanan menuju puncak banyak ditumbuhi bunga edelweis. Pemandangan juga terbentang luas seperti pemandangan puncak-puncak gunung di Sumatera. Bahkan Danau Diatas dan Danau Dibawah juga terlihat jelas. Air yang bersumber dari  mata air  juga ditemukan di ketinggian 1.800 mdpl. Sumber air sangat penting buat pendaki.

Koordinator Sekretariat Bersama (Sekber) Pencinta Alam Kabupaten Solok Selatan Hendri Syarif, rekan perjalanan Aig mengaku sangat terkesan dengan satwa-satwa penghuni hutan Gunung Kerinci yang ditemukan sepanjang jalur baru, seperti siamang dan burung.

“Burungnya banyak banget yang kami temukan, beraneka warna, ada merah, kuning, coklat, tapi tidak sempat dipotret, siamang yang saya lihat ada tiga atau empat, suaranya sangat heboh, mereka melihat kami lewat dari atas pohon yang tinggi,” katanya.

Ia mengatakan, hasil survei tim ini akan menjadi masukan untuk Balai Besar TNKS memberikan izin jalur pendakian baru tersebut.

“Jadi masukan dari tim ini nanti kita harapkan sudah didapatkan posisi strategis untuk jarak antar shelter dan berapa jumlah shelter yang dibutuhkan hingga ke puncak,” katanya.

Lampiran Gambar

Tim utama pembuat jalur sampai di puncak Kerinci. (Foto: Sekber PA Solsel)

Selama ini jalur pendakian ke Gunung Kerinci, gunung tertinggi di Pulau Sumatra 3.805 mdpl hanya satu melalui Kersik Tuo, Kabupaten Kerinci, Jambi sejauh 11 km. Sedangkan jalur baru yang dirintis ini lebih jauh dengan jarak 13 km.

“Untuk naik ke puncak dan turun memakan waktu tiga hari dua malam, tapi menurut prediksi kami, rentang waktu itu bisa dipercepat jika jalur sudah semakin dibenahi, onak duri, dan rintangannya lebih dirapikan, jalur diperlebar ukuran 1 meter hingga 1,5 meter,” katanya.

Tim finalisasi berangkat Senin (16/1/2017) yang dibagi menjadi tim utama dan Tim pendukung. Tim terdiri dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan, pencinta alam dari Sekber (Sekretariat Bersama) Pencinta Alam Solok Selatan, Wanadri, Mapala UI, dan Mapala Aranyacala Trisakti. Tim ini selain juga didampingi petugas dari Balai Besar TNKS.

Tim utama baru sampai di puncak Kerinci, Kamis (19/1/2017) pagi. (Febrianti/ JurnalisTravel.com)

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Banjir
Banjir Lebih Sebulan Melanda Dataran Tinggi Kerinci
aksara
Agar Aksara Kuno Kerinci Tidak Punah
Kopi Kerinci Mulai Terancam Perubahan Iklim
Kopi Kerinci Mulai Terancam Perubahan Iklim
Aksara pada Batik Incung Kerinci
Aksara pada Batik Incung Kerinci
Sedapnya Kopi Kerinci di Kota Kopi
Sedapnya Kopi Kerinci di Kota Kopi
Ke Danau Kaldera Tertinggi di Asia Tenggara Bersama Arung
Ke Danau Kaldera Tertinggi di Asia Tenggara Bersama Arung