PETUGAS check in counter jarang bertanya apakah saya ingin duduk dekat jendela atau lorong. Jika ini muncul, saya segera menjawab jendela. Namun yang paling sering adalah, saya langsung diberikan kursi dekat jendela, tapi dekat pintu darurat.
Apakah itu bentuk penghargaan bahwa saya dapat diandalkan untuk menarik tuas pintu keselamatan bagi penumpang lainnya? Jelas saya siap membantu sesama. Namun mata saya akan terhalang sayap dan pembungkus baling-baling. Itu mengganggu menikmati sensasi panorama di luar jendela.
Seorang teman fotografer lanskap berkata, sebuah objek benda mati akan berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu ia pernah memotret Jam Gadang di Bukittinggi hampir tiap hari, jam berbeda, dan katanya hasilnya juga berbeda. Sinar matahari, aktivitas orang di sekitarnya, dan posisi si pemotret akan menjadi faktor utama yang membedakan.
Apakah kita melihat hal yang sama di luar jendela ketika berkali-kali naik pesawat dengan rute yang sama? Bisa iya, tapi seringkali tidak. Sebab terkadang sebuah kesempatan terbaik untuk panorama yang menakjubkan hanya muncul sekali-sekali.