Ekowisata Nyarai Tetap Bertahan Meski Pandemi

Nyarai

Suasana pengunjung Nyarai pada 2017. (Foto: Zul Fitri Yana)

Oleh: Zul Fitri Yana

Ekowisata Nyarai terdapat dalam kawanan hutan lindung, tepatnya di Hutan Gamaran, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padangpariaman, Provinsi Sumatera Barat.

“Nama objek wisata Nyarai sudah mendunia dan termasuk wisata minat khusus,” kata Ritno Kurniawan, ketua Pokdarwis Nyarai, Rabu, 21 September 2022.

Nyarai bukan hanya satu objek wisata, tapi sudah menjadi kawasan wisata yang dinamai “Ekowisata Nyarai”. Di dalamnya ada lubuk larangan, jasa lingkungan, tanaman manggis, durian, dan lainnya.

nyarai

Objek Wisata Nyarai difoto pada 2017. (Foto: Zul Fitri Yana)

Ritno mengatakan kegiatan yang bisa dilakukan di Ekowisata Nyarai adalah tracking, camping, spear fishing, bird watching, mahseer fly fishing, dan rafting.

"Pengunjung Nyarai lebih cocok untuk kegiatan memancing, studi lapangan, dan penelitian. Untuk massal atau keramaian itu cocok untuk wisata ke Lubuk Napa, Ngungun, dan Lubuk Batu Tudung," katanya.

Tempat-tempat yang disebut Ritno itu masih berlokasi di Kecamatan Lubuk Alung dan tak jauh dari pintu masuk menuju Nyarai.

Menurut Ritno, objek wisata Nyarai lebih bagus sepi atau tidak didatangi wisatawan secara massal.

“Karena Nyarai itu wisata minat khusus, bukan wisata massal, pengunjung wisata minat khusus itu memang sedikit dan orang-orang tertentu. Jadi idealnya Nyarai itu memang seperti ini,” katanya.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19, pengunjung Nyarai jauh lebih ramai daripada sekarang atau saat pandemi. Sepinya pengunjung berdampak kepada hilangnya mata pencarian masyarakat pedagang di Nyarai.

“Ini memang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bersama bagi masyarakat Gamaran sebenarnya,” ujar Ritno.

Terkait sepinya pengunjung akibat pandemi Covid-19, Ritno mengatakan KUPS Nyarat masih bisa bertahan.

“Karena pendapatan tidak hanya dari tamu-tamu komersial saja, tapi dari kegiatan penelitian, studi lapangan, PKM, dan dari pendapatan memancing itu lebih besar,“ katanya.

Selain itu juga ada pengembangan kegiatan arung jeram di Pasie Laweh yang bagi hasil kegiatannya bisa menambah kas KUPS Nyarai.

Nyarai

Suasana pengunjung Nyarai pada 2017. (Foto: Zul Fitri Yana)

“Menambah kas, minimal biaya operasional tertutupi dan kita bangun juga kemitraan dengan kampus dan lain lain,” ujarnya.

Sebenarnya, tambah Ritno, KUPS Nyarai sudah memiliki rencana pengembangan usaha dan wisata ke depan, yaitu Soft Trakking Lubuk Batu Tuduang, Camping Ngungun, kolam ekowisata, Camping Lubuk Napa, ekraf gelang paku ransam, home stay warga, madu galo galo, dan KUPS Asam Kandis.

“Jadi ekowisata tidak fokus pada wisata saja, banyak cabang pendapatan lain untuk masyarakat,” katanya. (*)

(Zul Fitri Yana dari Lembaga Pengelola Hutan Nagari Salibutan, Lubuk Alung, Padangpariaman adalah peserta Pelatihan Jurnalisme Warga “Muda Melangkah” WRI Indonesia di Bukittinggi pada akhir Agustus 2022).

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Banjir
Banjir Lebih Sebulan Melanda Dataran Tinggi Kerinci
krisis air
Krisis Air di Empat Pulau Mentawai, Kenapa Bisa Terjadi?
Nelayan Sinakak Mentawai Tak Lagi Melaut di Bulan Juni
Nelayan Sinakak Mentawai Tak Lagi Melaut di Bulan Juni
KKI Warsi Latih 20 Pemuda Nagari Menjadi Jurnalis Warga
KKI Warsi Latih 20 Pemuda Nagari Menjadi Jurnalis Warga
Terancam Punah, Unand-Swara Owa Survei 6 Primata Endemik Mentawai
Terancam Punah, Unand-Swara Owa Survei 6 Primata Endemik Mentawai
sampah
Terkendala Lahan, Warga Buang Sampah di Pinggir Jalan Lintas Nasional