Tak aneh jika pengikut Syattariyah di Sumatera Barat khusus selalu membuat lemang jika menyambut perayaan keagamaan. Bahkan juga melakukan tradisi membuat lemang yang disebut “malamang” ketika memperingati acara kematian.
Bahan lemang beraneka macam. Lemang paling umum dibuat adalah lemang pulut dari beras ketan putih dicampur santan. Lemang ini mirip ketupat pulut yang biasa dibuat menjelang Idul Fitri.
Lemang lain adalah lemang pisang, lemang kanji yang bahannya mirip dodol, dan lemang kuning. Lemang kuning yang dibuat dari tepung beras dicampur kunyit dan air kelapa tua biasanya dibuat pada saat peringatan kematian anggota keluarga.
Kini melemang sudah mulai berkurang dilakukan penduduk di Sumatera Barat. Cara membuat lemang yang rumit dan lama, ditambah biaya cukup besar sebagai alasan utama. Penduduk yang membuat lemang menyambut Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, maupun Maulid Nabi Muhammad SAW sudah mulai berkurang.
Meski begitu, penjual lemang di pasar tradisional seperti Pasar Raya Padang masih bisa ditemukan. Rasa lemang yang enak dan cocok membuat orang beralih membeli di sana.
Penjual lemang kebanjiran pembeli ketika menjelang Ramadan, Idul Fitri, atau Idul Adha. Anda bisa membelinya per potong atau per batang. Juga bisa membeli tapai hitam untuk campuran memakan lemang pulut. Di saat musim durian seperti Juli-Agustus, lemang pulut juga biasa dimakan dengan durian.