1.500 Anggota Mapala se-Indonesia Akan Berkumpul di Padang

1.500 Anggota Mapala se-Indonesia Akan Berkumpul di Padang

Salah satu lokasi TWKM di Gunung Kerinci. (Foto: Dok.Panitia TWKM ke-30)

Diperkirakan sekitar 1.500 anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) se-Indonesia akan berdatangan ke Sumatera Barat mengikuti kegiatan nasional Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) ke-30 selama sepekan, 22-28 Oktober 2018.

Tuan rumah kegiatan, Mapala Proklamator Universitas Bung Hatta Padang telah menyiapkan enam lokasi eksotis di Ranah Minang untuk dijajal para peserta.

Keenam kegiatan kenal medan tersebut adalah Gunung Hutan di Gunung Kerinci jalur pendakian Kabupaten Solok Selatan dan Susur Gua di Silokek Kabupaten Sijunjung.

Kemudian Panjat Tebing di Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Arung Jeram di Sangir, Solok Selatan, kegiatan Lingkungan di Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Selam (Diving) di Kawasan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan.

Selain keenam kegiatan, para peserta juga mengikuti acara temu wicara, stadium general, dan bakti sosial. Temu wicara dan stadium general serta pembukaan akan diadakan di Kampus I Universitas Bung Hatta. Sedangkan bakti sosial di lokasi-lokasi kenal medan.

Ketua Mapala Proklamator Universitas Bung Hatta Jumadilatul kepada JurnalisTravel.com mengatakan, TWKM merupakan agenda rutin tahunan Mapala se-Indonesia sebagai ajang pertemuan anggota.

Penyelenggaraan dilakukan bergilir oleh Mapala dari 29 Perguruan Tinggi di 18 provinsi, sejak pertama digelar pada 1988 oleh Mapala Madawirna IKIP Yogyakarta. Bagi Mapala Proklamator ini penyelenggaraan kedua setelah menjadi tuan rumah pada 1999.

“Kegiatan ini diharapkan selain mempertemukan sesama anggota Mapala se-Indonesia, juga meningkatkan silaturahmi dan pengalaman peserta,” katanya.

Kegiatan di 6 Lokasi

Ketua Pelaksana TWKM ke-30 Nopri Haslemanto mengatakan, para peserta akan dibagi per divisi yang berbeda lokasi, tergantung minat masing-masing.

Peserta yang mengikuti kegiatan di Gunung Kerinci melewati jalur baru dari Solok Selatan akan dibekali materi pengenalan karakteristik jalur Gunung Kerinci oleh petugas Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

“Kami menargetkan peserta akan sampai ke puncak Gunung Kerinci,” katanya.

Peserta yang mengikuti kegiatan selam (diving) di Kawasan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan akan melakukan bakti sosial menanam bibit mangrove. Kemudian melakukan kegiatan diving sekaligus untuk mendapatkan Sertifikasi A1 Open Water untuk peserta.

Di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai peserta akan mendapatkan materi konservasi dari petugas Taman Nasional Siberut (TNS) dan Greenpeace. Selain itu pengenalan budaya Mentawai dan penanaman pohon.

Kegiatan lain adalah Susur Gua di Silokek, Kabupaten Sijunjung dan Panjat Tebing di Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Kedua lokasi adalah medan yang sangat menantang dan spektakuler untuk kedua aktivitas.

Menariknya, kedua lokasi termasuk ke dalam kawasan  Geopark Sumatera Barat yang sedang didorong untuk pengakuan World Heritage Unesco.

Peserta yang mengikuti Arung Jeram di Sungai Batang Sangir, Solok Selatan juga akan mendapat tantangan yang menarik dengan sungai yang memiliki rating grade tiga.

“Karakter sungainya sangat menantang dan pemandangannya sangat bagus,” kata Nopri. (Febrianti/ JurnalisTravel.com)

Lampiran Gambar

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Banjir
Banjir Lebih Sebulan Melanda Dataran Tinggi Kerinci
Bertemu Primata Langka Siberut yang Paling Terancam di Dunia
Bertemu Primata Langka Siberut yang Paling Terancam di Dunia
Kelinci sumatera
Dianggap Punah, Kelinci sumatera Terlihat di Kerinci
Mentawai
Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai
Siberut
Perubahan Iklim dan Kerusakan Hutan Menyebabkan Krisis Air di Siberut
simatalu
Pergi Menangguk dengan Perempuan Simatalu