MAKAN BAJAMBA DI ISTANA
Tentu saja Istano Basa Pagaruyung di Batusangkar adalah objek yang ikonik. Ini bangunan arsitektur Rumah Gadang terbesar di Sumatra Barat. Bangunan Istano Basa yang dibangun di bekas pusat Kerajaan Pagaruyung ini terbakar pada 17 November 2013. Bangunan sekarang adalah hasil renovasi yang mirip 100 persen.
Pada jadwal TdS Istano Basa digunakan untuk menyambut para pebalap dan offisial untuk hidangan makan siang. Mereka menghadiri acara makan bajamba (duduk bersila) dengan memakai kain songket. Pada hari biasa Istano Basa dibuka untuk turis. Anda bisa melihat replika pakaian-pakaian minang dan peralatan-peralatan Kerajaan Pagaruyung tempo dulu.
Sebagai lokasi bekas Kerajaan Pagaruyung, Batusangkar memiliki banyak peninggalan zaman Hindu-Buddha, khususnya era Raja Adityawarman. Juga peninggalan Kerajaan Alam Minangkabau. Batu bertulis (Batu Basurek) menceritaan keemasan kerajaan zaman Adityawarman terdapat di beberapa lokasi.
Etape lain adalah dari Sijunjung menuju Pulau Punjung di Kabupaten Dharmasraya. Di Sijunjang ada Desa Wisata Koto Padang Ranah yang sedang diusulkan ke UNESCO untuk dijadikan warisan dunia.
Dharmasraya memiliki objek wisata sejarah yang terkenal yaitu candi-candi peninggalan Kerajaan (Malayu) Dharmasraya pada abad ke-12 hingga ke-14. Namun kita harus menyeberangi Batang Hari dengan kapal penyeberangan sederhana untuk mencapai lokasi candi.
Patung Bhairawa, patung terbesar di Museum Nasional Jakara sekarang sebagai representasi Adityawarman ditemukan di lokasi ini.

Ngarai Sianok di Bukittinggi. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel)
Etape berikutnya merupakan lokasi menarik untuk dinimati. Pernah etape ini diawali dari Kota Sawahlunto, melewati Perkebunan Teh PT Perkebunan Nusantara IV di Kayu Jao, pemandangan Danau Diatas dan Gunung Talang di Kabupaten Solok. Di pinggir jalan di Kayu Jao juga terdapat Mesjid Kayu Jao, salah satu mesjid tertua di Sumatera Barat yang diperkirakan didirikan 1599.