Kesunyian Danau Tertinggi di Asia Tenggara

Kesunyian Danau Tertinggi di Asia Tenggara

Danau Gunung Tujuh, di seberangnya terlihat di tengah Gunung Tujuhan. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Danau Gunung Tujuh, di seberangnya terlihat di tengah Gunung Tujuhan. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Danau Gunung Tujuh, di seberangnya terlihat di tengah Gunung Tujuhan. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

JIKA INGIN menikmati kesunyian alam, datanglah ke Danau Gunung Tujuh di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Permukaan air danau yang hampir tak beriak. Tujuh puncak gunung yang membentengi danau seperti membisu dan kadang kala diselimuti kabut. Hutan tropis yang masih alami mengelilingi danau seperti kaku menahan dingin dan suara binatang liar yang hanya sekali-sekali. Semuanya mendukung kesunyian itu.

Jika ada suara, itu adalah deru air terjun kecil, tempat pelepasan air danau ke lembah di bawahnya. Dari lembah itu, sering kali angin masuk menimbulkan suara desiran pada daun-daun pepohonan besar yang tumbuh di sana. Tapi suara-suara itu tidak menghilangkan kesan kesunyian.

Danau Gunung Tujuh yang terletak pada ketinggian 1.996 mdpl (meter di atas permukaan laut), salah satu keunikan alam Indonesia. Selain danau tertinggi di Asia Tenggara, sesuai dengan namanya, danau ini juga dikelilingi tujuh puncak gunung.

Ketujuhnya adalah puncak Gunung Hulu Jujuhan (2.732 mdpl), Gunung Hulu Tebo Kanan (2.525 mdpl), Gunung Tarpanggang (2.469 mdpl), Gunung Mandurai Besi (2.431 mdpl), Gunung Hulu Sangir (2.330 mdpl), Gunung Tujuhan (2.325 mdpl), dan Gunung Silasi (2.310 mdpl).

Danau Gunung Tujuh, sebagian gunungnya diselimuti kabut. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Danau Gunung Tujuh, sebagian gunungnya diselimuti kabut. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Danau ini merupakan danau vulkanik yang terbentuk akibat kegiatan gunung berapi di masa lampau. Cukup luas, panjang 4,5 km dan lebar sekitar 3 km.

Yang menarik dari danau yang sering dikunjungi turis mancanegara ini, tidak hanya kesunyian dan kealamiannya. Tapi juga beberapa pemandangan menarik yang bisa dilihat dari tempat ini.

Dari celah tebing di atas air terjun tempat keluaran air danau, kita dapat melihat Gunung Kerinci dengan jelas. Gunung tertinggi di Pulau Sumatera, 3.805 mdpl dan gunung berapi tertinggi di Indonesia, memang berhadapan langsung dengan danau ini.

Namun pemandangan melihat Gunung Kerinci yang paling terbaik adalah dengan bersampan ke tengah danau sekitar satu jam. Dari sana Gunung Kerinci terpampang dengan jelas. Biru kehijau-hijauan dengan puncaknya yang gundul, coklat tanah.

Ada dua jalan setapak untuk pergi ke Danau Gunung Tujuh. Kedua jalan itu akan mengantar kita ke satu sisi danau dekat air terjun. Dari sana pemandangan akan langsung tertuju pada puncak Gunung Tujuhan yang terletak di seberang danau. Bentuk puncak Gunung Tujuhan ini seperti perahu terbalik, datar di bagian atasnya.

ZONA INTI TAMAN NASIONAL

Di sepanjang tepi danau di kaki Gunung Tujuhan terhampar hampir satu kilometer pasir putih. Pasir putih ini biasanya tenggelam saat pemukaan air danau naik pada musim penghujan dan muncul ketika permukaan air danau turun pada musim kemarau.

Gunung Kerinci terlihat dari celah di atas air terjun di Danau Gunung Tujuh. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Gunung Kerinci terlihat dari celah di atas air terjun di Danau Gunung Tujuh. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Gunung Tujuhan sendiri bagian badannya yang menghadap ke danau sangat datar. Kita tidak bisa memanjatnya karena sangat terjal. Namun pemandangan indah hamparan padang edelwis terlihat di pinggangnya.

Kawasan Danau Gunung Tujuh merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Berbagai jenis tumbuhan dan satwa, seperti harimau sumatra, kambing hutan, rusa, tapir, dan beruang madu konon masih bisa ditemukan di kawasan ini.

Kawasan ini juga menyimpan misteri ‘Orang Pendek’. Orang Pendek adalah makhluk kecil setinggi 50 cm yang bentuknya kombinasi manusia dengan orang utan. Ia tidak berekor, namun telapak kakinya menghadap ke belakang. Beberapa penduduk mengaku pernah melihatnya, tetapi makhluk menghilang secepat kilat.

Jeremy Holden dan Debby Martir, dua turis asal Inggris juga mengaku pernah melihat hewan itu sekilas. Mereka kemudian mengadakan penelitian di kawasan itu beberapa tahun sejak 1995. WWF juga ikut mendanai penelitian untuk menyibak misteri Orang Pendek ini dan sejumlah kamera dipasang. Tapi hewan itu tak kunjung ditemui, bagaikan raib ditelan bumi.

Terlepas dari cerita tentang Orang Pendek, untuk mengamati binatang liar, Balai TNKS pernah mendirikan beberapa menara pengintai satwa yang lokasinya berada di jalan menuju Danau Gunung Tujuh. Sayang fasilitas ini taka da lagi.

“Tapi umumnya binatang-binatang liar itu sudah pindah ke kawasan di balik Gunung Tujuhan, seiring dengan mulai banyaknya manusia yang datang kawasan danau Gunung Tujuh tempat jalan keluar ini,” kata Jeni yang akrab dipanggil Pak De, nelayan yang biasa menangkap ikan di sana.

Pak De adalah satu dari lima nelayan tradisional yang menggantungkan hidup dengan menangkap ikan di Danau Gunung Tujuh. Setiap Senin hingga Jumat ia berada di pondoknya yang sederhana. Selebihnya ia berada di Pasar Siulak Kecil, rumahnya, yang jauh di bawah Danau Gunung Tujuh.

Jika berada di danau, Pak De memasang 30 lukahnya di beberapa tempat di pinggir danau dengan naik perahu. Ikan yang ditangkapnya adalah ikan pareh yang besarnya hanya satu dan dua jari tangan.

Kawasan Danau Gunung Tujuh dilihat dari arah Leter W, Kersik Tuo,Kabupaten Kerinci. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Kawasan Danau Gunung Tujuh dilihat dari arah Leter W, Kersik Tuo,Kabupaten Kerinci. (Foto: Syofiardi Bachyul Jb/JurnalisTravel.com)

Pak De sudah belasan tahun menjalani profesinya sebagai nelayan. Selain itu ia juga sudah biasa membawa turis asing maupun domestik untuk berkeliling danau.

LEBIH DEKAT DARI PADANG

Jika Anda ingin pergi ke tengah danau melihat Gunung Kerinci, ia bersedia mengantarkan dengan perahunya. Jika ingin melihat hamparan pasir putih di pinggir danau Gunung Tujuhan, diperlukan waktu dengan perahu sekitar 2 jam. Sedangkan mengelilingi danau dengan perahu butuh waktu 12 jam.

Jika ingin berkeliling danau jalur darat, kini sudah ada jalan setapak. Tapi kondisinya sangat sulit, karena sebagian besar adalah hutan alami dengan kayu-kayu yang besar dan untuk berkeliling diperlukan waktu dua hari.

Meski Danau Gunung Tujuh terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, namun jalur yang paling dekat dan murah untuk menuju ke sana adalah dari Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat.

Transportasi darat Padang-Sungai Penuh (ibukota Kerinci) cukup ramai. Banyak perusahaan angkutan umum menyediakan minibus cukup nyaman dengan 11 penumpang.

Karena waktu berangkat minibus ini tersedia pagi pukul 9.00 WIB dan malam pukul 20.00 WIB dengan lama diperjalanan sekitar 4 jam. Sebaiknya pilih perjalanan pagi hari dan sampai di Pasar Kersik Tuo, Kayu Aro (satu jam perjalanan sebelum Sungai Penuh) sekitar pukul 14.00 WIB.

Selama dalam perjalanan kita dapat melihat pemandangan Danau Di Atas dan hamparan perkebunan teh Danau Kembar milik PT Perkebunan Nusantara VI dan swasta di wilayah Sumatera Barat. Juga hamparan perkebunan teh Kayu Aro, yang sudah ada sejak Zaman Kolonial Belanda, yang juga milik PT Perkebunan Nusantara VI.

Di Pasar Kersik Tuo ada sejumlah home stay, seperti Home Stay Paimin dan Home Stay Subandi. Di depan home stay ini terhampar perkebunan teh dan langsung berhadapan dengan Gunung Kerinci.

Untuk pergi ke Danau Gunung Tujuh, Anda bisa mendapatkan guide di home stay ini. Dari home stay naik mikrolet ke Simpang Pelompek. Kemudian dilanjutkan dengan naik ojek ke Gerbang Danau Gunung Tujuh milik TNKS. Di depan gerbang ada Kantor Resor TNKS tempat kita mendaftar.

Dari gerbang ini perjalanan selama 4 jam ke danau sama dengan mendaki gunung. Mengikuti jalan setapak dengan pohon-pohon rapat yang tinggi dan besar berdiameter hingga dua meter. Jika beruntung, kita dapat menyaksikan binatang liar di perjalanan, seperti siamang, simpai, dan berbagai jenis burung.

Kerinci merupakan daerah yang kaya dengan objek wisata alam. Selain Danau Gunung Tujuh dan mendaki Gunung Kerinci, juga ada Air Terjun Telun Berasap yang tempiasnya berterbangan bagaikan asap, Rawa Ladeh Panjang yang merupakan rawa gambut tertinggi di Sumatera, tempat kita menyaksikan berbagai jenis satwa liar, terutama burung.

Gua Kasah, merupakan gua yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Di dalamnya terdapat tempat duduk yang terbuat dari batu dan lukisan dinding yang menyerupai babi hutan dan wanita berambut terurai. Sejumlah sumber air panas di antaranya Semurup juga menyediakan tempat mandi.

Semua objek wisata ini cukup dekat dan dengan mudah dapat dikunjungi dari lokasi home stay di Kersik Tuo. (Syofiardi Bachyul Jb/ JurnalisTravel.com)

 

Tulisan dan foto-foto ini adalah hak milik JurnalisTravel.com dan dilarang mengambil atau menyalin-tempel di situs lainnya atau keperluan publikasi cetak di media lain tanpa izin. Jika Anda berminat pada tulisan dan foto bisa menghubungi redaksi@jurnalistravel.com untuk keterangan lebih lanjut. Kami sangat berterima kasih jika Anda menyukai tulisan dan foto untuk diketahui orang lain dengan menyebarkan tautan (link) ke situs ini. Kutipan paling banyak dua paragraf untuk pengantar tautan kami perbolehkan. (REDAKSI)

Dapatkan update terkini Jurnalistravel.com melalui Google News.

Baca Juga

Banjir
Banjir Lebih Sebulan Melanda Dataran Tinggi Kerinci
aksara
Agar Aksara Kuno Kerinci Tidak Punah
Kopi Kerinci Mulai Terancam Perubahan Iklim
Kopi Kerinci Mulai Terancam Perubahan Iklim
Aksara pada Batik Incung Kerinci
Aksara pada Batik Incung Kerinci
Sedapnya Kopi Kerinci di Kota Kopi
Sedapnya Kopi Kerinci di Kota Kopi
Ke Danau Kaldera Tertinggi di Asia Tenggara Bersama Arung
Ke Danau Kaldera Tertinggi di Asia Tenggara Bersama Arung